MAKKAH - Hiruk pikuk pergerakan jemaah haji Indonesia dari Makkah ke Arafah menjadi pemandangan dominan sejak pagi buta pada Rabu 4 Juni 2025. Ribuan bus tampak hilir mudik menjemput jemaah haji Indonesia dari berbagai hotel, mengantar mereka menuju Padang Arafah untuk melaksanakan wukuf pada Kamis, 5 Juni 2025, yang menjadi puncak ibadah haji.
Jawa Pos melaporkan, kesibukan yang terjadi menunjukkan betapa terorganisirnya proses ini. Para jemaah laki-laki tampak mengenakan pakaian ihram putih, sementara jemaah perempuan mengenakan pakaian haji dengan rapi. Petugas haji berjaga di lobi, memanggil kloter demi kloter melalui pengeras suara, memastikan proses keberangkatan berlangsung sesuai jadwal. Tidak ada keributan, hanya lantunan doa dan langkah kaki penuh harap yang terdengar.
Menteri Agama Nasaruddin Umar menyebut proses mobilisasi ini sebagai kerja kolosal lintas sector, yang tidak akan berhasil tanpa koordinasi dan disiplin tinggi.
“Bayangkan, hari ini lebih dari 200 ribu jemaah dari berbagai hotel di Makkah dipindahkan ke Arafah hanya dalam beberapa jam. Ini membutuhkan strategi logistik yang sangat kompleks,” ujarnya dalam konferensi pers di Makkah, Rabu (4/6).
Baca Juga : Jemaah Haji Indonesia Bergerak Menuju Arafah Sejak Pagi Buta dengan Ribuan Bus
Operasi besar ini melibatkan berbagai pihak—Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, TNI, Polri, tim pengamanan lokal Arab Saudi, serta delapan perusahaan penyedia transportasi yang bersinergi penuh.
Menurut Nasaruddin, seluruh jemaah telah diarahkan untuk bersiap sejak pukul 06.00 WAS (10.00 WIB). Proses pengangkutan dilakukan bertahap berdasarkan lantai kamar hotel, guna menghindari kepadatan di area lobi. “Mulai dari lantai dasar, lalu naik ke lantai satu, dua, dan seterusnya. Semuanya berjalan tertib dan terkoordinasi,” jelasnya.
Ia juga mengapresiasi keterlibatan TNI dan Polri yang membantu langsung pengaturan massa di lapangan. “Beberapa kolonel TNI kita turunkan untuk membantu. Mereka memiliki keahlian dalam evakuasi dan manajemen mobilitas berskala besar. Ini kerja sama yang luar biasa,” tuturnya.
Baca Juga : Menag Minta Jemaah Patuhi Aturan Saudi demi Keselamatan saat Wukuf
Di sisi transportasi, delapan syarikah bekerja layaknya satu kesatuan. Jika ada bus dari satu syarikah yang belum datang, syarikah lain langsung ambil alih. “Tidak ada sekat antarlembaga. Semua bergerak dengan satu semangat: memastikan seluruh jemaah tiba di Arafah dan dapat melaksanakan wukuf tepat waktu,” tegas Menag.
Seluruh skenario mobilisasi telah melalui simulasi sebelumnya. Bahkan saat terjadi perubahan mendadak dari pihak Arab Saudi, seperti pembatalan tanazul massal, tim haji Indonesia mampu merespons cepat dan menyesuaikan tanpa mengganggu keseluruhan alur pergerakan.
Perjalanan dari Makkah ke Arafah bukan sekadar logistik, tetapi bagian dari ibadah yang sangat sakral. Dan pada hari ini, ribuan jemaah Indonesia menjalani fase penting itu dengan tertib, tenang, dan penuh kekhusyukan.
Baca Juga : Arab Saudi Berlakukan Aturan Ketat, Jemaah Haji Indonesia Dipuji Paling Siap
“Semua berangkat dengan satu tujuan: meraih haji yang mabrur,” ujar Nasaruddin. (Dhimas Ginanjar)
Editor : A. Ramadhan