SURABAYA - Menyambut Perayaan Imlek, pengurus Klenteng Hong San Ko Tee dijalan Cokroaminoto Surabaya menggelar tradisi memandikan Rupang atau memandikan patung Dewa Dewi. Uniknya, bukan air yang digunakan untuk memandikan melainkan menggunakan air teh dan bunga.
Suasana Klenteng Hong San Ko Tee dijalan Cokroaminoto Surabaya, berbeda dari hari biasanya. Seluruh pengurus Klenteng melakukan tradisi memandikan patung atau memandikan patung Dewa - Dewi.
Tradisi tahunan ini dilakukan untuk menyambut perayaan Imlek. Menurut, Erdina Tedjaseputra pengurus Klenteng, terdapat 100 lebih Parung yang menggambarkan 15 Dewa Dewi Umat Tri Dharma, diantaranya Dewa Kongco Kong Ti Tjoen Ong, serta Dewa Kwan im, Dewa Bumi dan Dewa Sri.
"Patung - patung ini dibersihkan dengan cara memandikan. Bukan memakai air, melainkan menggunakan air teh dan bunga", ucapnya.
Memandikan Rupang ini, sudah menjadi tradisi setiap tahunnya sepekan menjelang Perayaan Tahun Baru Imlek. "Pembersihan patung ini, agar perayaan Imlek, Rupang atau Patung Dewa Dewi yang disembah dalam kondisi bersih", ungkapnya.
Klenteng Hong San Ko tee di Jalan Cokroaminoto Surabaya ini termasuk satu diantara Klenteng tua yang berdiri sejak tahun 1918. Diperkirakan pada malam perayaan Imlek akan dikunjungi ribuan umat Tri Dharma baik dari Surabaya maupun Luar kota.
Reporter: Bagus Setiawan
Editor : Vita Ningrum