BANGKALAN - Batik Tulis Tanjung Bumi asli Bangkalan terus mencuri perhatian sebagai primadona di antara jenis batik lainnya. Dikenal dengan warna yang tidak pernah pudar dan semakin cemerlang, batik ini memberikan kesan berkarisma dan berwibawa bagi pemakainya, cocok digunakan dalam berbagai acara resmi maupun santai.
Batik Tulis Tanjung Bumi memiliki ciri khas dan corak yang berbeda dari batik lainnya, berkat proses pembuatannya yang teliti dan bahan berkualitas tinggi. Seperti yang disampaikan Hj. Husnun Nikmah, owner Rumah Batik Belva,
“Untuk pembeli di samping masyarakat, lebih banyak juga dari instansi atau lembaga-lembaga sekolah banyak memesan buat seragam. Selain itu, ada juga pembeli dari mancanegara yang datang ke Belva dan memilih langsung produk batik yang sesuai dengan minat mereka.”
Dalam beberapa bulan terakhir, penjualan Batik Tulis Tanjung Bumi mengalami peningkatan signifikan, berkisar 30-40 persen dari hari biasa.
Hal ini dimungkinkan oleh padatnya aktivitas masyarakat, seperti acara pernikahan dan kegiatan lembaga pemerintahan atau perusahaan.
"Ini adalah kabar baik bagi para pelaku industri batik di Bangkalan, karena semakin banyak masyarakat yang mengenakan Batik Tulis Tanjung Bumi dalam aktivitas sehari-hari," lanjut Hj. Husnun.
Seorang pembeli, Hj. Nur Hasanah, menambahkan bahwa ia sering membeli batik karena menganggap orang yang memakainya terlihat berkarisma.
“Saya sering membeli batik, karena menurut saya orang yang memakai batik itu sangat berkarismatik dan lebih kelihatan keren. Kalau saya memang dari orang tua suka sekali membeli dan mengoleksi batik,” ujarnya.
Tingginya animo masyarakat terhadap Batik Tulis Tanjung Bumi diharapkan dapat menjaga kelestarian budaya warisan nenek moyang yang diturunkan secara turun-temurun. Dengan dukungan generasi penerus, diharapkan batik ini tidak akan punah oleh arus perkembangan zaman.
Batik Tulis Tanjung Bumi kini bukan hanya sekadar busana, tetapi juga menjadi simbol kebanggaan budaya yang terus hidup dan berkembang di masyarakat Bangkalan. (Moch. Sahid/Dhelfia Ayu)
Editor : Iwan Iwe