SURABAYA - Memasuki hari kedua 4th Ciputra Film Festival (CFF), Universitas Ciputra menggelar Press Conference yang mengundang empat speaker. Acara ini dihelat di V-Atrium lantai 3, Ciputra World Mall Surabaya.
Pertama, ada Emma Regina Chandra selaku Director Festival CFF ke-4. Kemudian ada Yoga Mahendra Pratama selaku pemenang Documentary Competition CFF ke-3.
Selain itu, sesi ini juga menghadirkan Wimar Herdanto sebagai Kurator CFF ke-4 dan Cosmas Gatot Haryono yang merupakan Dekan Program Studi Fakultas Ilmu Komunikasi dan Bisnis Media Universitas Ciputra.
Emma Regina Chandra sebagai Director Festival menjelaskan tentang visi dan misi dari CFF ke-4 ini yang memiliki arti dari tema “Boundless” tersebut.
Baca Juga : Hari Kedua, Universitas Ciputra Undang Speaker Film pada Press Conference 4th Ciputra Film Festival
“Visi kami sendiri menciptakan festival bagi insan film di Indonesia, terutama pada kalangan pelajar dan mahasiswa yang berfokus pada nilai-nilai integritas, professional, dan entrepreneurship," ujar Emma.
"Misi kami menyelenggarakan festival film untuk pelajar dan mahasiswa yang dikelola professional oleh civitas akademika Universitas Ciputra Surabaya,” imbuhnya.
Cosmas Gatot Haryono berpendapat bahwa melalui CFF ini diharapkan mahasiswa tak hanya mempelajari konsep, melainkan juga mengikuti praktik yang ada.
Baca Juga : Mahasiswa Universitas Ciputra Gaet Ribuan Sineas Internasional Melalui 4th Ciputra Film Festival
"Mahasiswa tidak hanya belajar konsep-konsep saja tapi berupa praktik film pada mata kuliah Event Management untuk mempraktikkan apa yang ada di kelas,” kata Cosmas.
Sementara, Yoga Mahendra Pratama yang terpilih sebagai pemenang film Documentary Competition CFF tidak menyangka karyanya bisa meraih kemenangan.
Baca Juga : Prof. Christian Herdinata Dikukuhkan Sebagai Guru Besar ke-16 Universitas Ciputra
Film Rupiah dari Besi Tua ini merupakan film dokumenter dari bentuk keresahan masyarakat kota Surabaya mengenai ekonomi, makanan, dan sebagainya.
Idenya adalah berawal dari keresahan di Kota Surabaya dengan mengangkat film berdasarkan peristiwa. Yoga tidak berekpekstasi bahwa film garapannya bisa memenangkan kategori ini.
"Orang-orang di besi tua omzetnya lumayan bisa ratusan juta dari besi tua itu tadi. Bisa identik orang madura dengan besi tua itu tadi," ujar Yoga saat ditemui pada Kamis (28/5/2025).
Baca Juga : Mahasiswa Universitas Ciputra Gelar Drama Musikal di Ciputra World, Angkat Nilai-Nilai Positif
Sebagai penutup, acara ini disemarakkan dengan penayangan film-film pilihan dari kategori romansa dan horor di XXI Ciputra World Surabaya.
Untuk kategori romansa, yang diberi tajuk "Devotion in Motion", menampilkan lima film dari berbagai negara, termasuk Indonesia, Argentina, Australia, dan Polandia.
Editor : Khasan Rochmad