NGAWI - Pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian secara resmi menurunkan harga pupuk bersubsidi hingga 20 persen. Kebijakan ini diterapkan sebagai bagian dari upaya mendukung program swasembada dan kedaulatan pangan nasional.
Meski begitu, di Kabupaten Ngawi, tingkat penyerapan pupuk bersubsidi hingga pertengahan Oktober 2025 baru mencapai sekitar 60 persen dari total alokasi yang tersedia.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Ngawi, Hendro Budi Suryawan, menjelaskan bahwa penurunan harga pupuk bersubsidi mencakup empat jenis pupuk, yakni: Urea dari Rp2.250 menjadi Rp1.800 per kilogram, NPK dari Rp2.300 menjadi Rp1.840 per kilogram, ZA khusus tebu dari Rp1.700 menjadi Rp1.360 per kilogram, Pupuk organik dari Rp800 menjadi Rp640 per kilogram
Menurut Hendro, kebijakan ini diharapkan dapat membantu petani menghadapi musim tanam ketiga tahun ini serta menjaga stabilitas produksi pangan di tingkat daerah.
Baca Juga : Warga Ngawi Dilaporkan Hanyut Terbawa Arus Sungai, Pencarian Masih Berlanjut
“Penurunan harga ini merupakan bentuk dukungan pemerintah terhadap program kedaulatan pangan nasional agar petani lebih mudah mendapatkan pupuk dengan harga terjangkau,” ujar Hendro.
Ia menambahkan, stok pupuk bersubsidi di Kabupaten Ngawi saat ini masih dalam kondisi aman. Pasca realokasi, pemerintah menambah alokasi pupuk jenis urea, NPK, dan organik sebanyak 12.368 ton. Namun, penyerapan ketiganya baru mencapai sekitar 59–60 persen.
Lebih lanjut, Hendro menjelaskan bahwa bagi kios yang sudah melakukan delivery order (DO) menggunakan harga lama akan dilakukan penyesuaian agar tidak mengalami kerugian akibat perubahan harga.
Baca Juga : Polres Ngawi Ringkus Residivis Curanmor Lintas Provinsi
“Kios yang sudah melakukan DO sebelum kebijakan ini diberlakukan tetap akan disesuaikan dengan harga baru. Jadi, tidak ada pihak yang dirugikan,” jelasnya.
Dengan penurunan harga ini, pemerintah berharap daya beli petani meningkat dan distribusi pupuk bersubsidi di wilayah Ngawi dapat terserap secara maksimal sebelum akhir tahun.
Editor : JTV Madiun



















