KABUPATEN MADIUN - Memasuki musim penghujan, para petani bawang merah di Kabupaten Madiun mulai meningkatkan kewaspadaan terhadap serangan hama yang berpotensi mengancam tanaman mereka. Dua jenis hama yang kini menjadi perhatian utama adalah jamur Fusarium dan ulat grayak, yang dapat menyebabkan kerusakan serius pada tanaman dan menurunkan hasil panen.
Salah satu petani bawang merah di Dusun Wonokromo, Desa Nglandung, Kecamatan Geger, Agus Hariyanto, mengatakan bahwa musim hujan kerap menjadi masa rawan bagi perkembangan jamur moler atau layu Fusarium. Jamur tersebut menyerang bagian akar tanaman dan menyebar melalui pembuluh tanaman, mengakibatkan daun menguning, layu, dan akhirnya kering.
“Kalau musim hujan begini, serangan jamur cepat sekali menyebar. Kalau tidak segera disemprot, bisa gagal panen,” ujar Agus saat ditemui di lahan tanamnya, Kamis (23/10/2025).
Selain jamur Fusarium, petani juga menghadapi serangan ulat grayak yang menyerang bagian daun tanaman. Untuk mencegah serangan meluas, para petani kini gencar melakukan penyemprotan pestisida, baik fungisida maupun insektisida, secara rutin.
Baca Juga : Meresahkan, Puluhan Meter Kabel Sibel Irigasi Petani Raib Dicuri
“Kami semprot bergantian antara obat jamur dan obat ulat, supaya tanaman tetap kuat sampai panen,” tambah Agus.
Meski dihadapkan pada tantangan serangan hama, para petani masih bisa bernapas lega lantaran harga jual bawang merah di pasaran cukup stabil dan menguntungkan. Di sejumlah pasar tradisional di wilayah Madiun, harga bawang merah mencapai lebih dari Rp30.000 per kilogram.
Dengan harga yang cukup tinggi tersebut, para petani berharap kondisi tanaman tetap sehat hingga masa panen tiba agar mereka dapat menikmati hasil kerja keras secara maksimal.
Editor : JTV Madiun



















