SURABAYA - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur memberikan catatan khusus bagi cabang olahraga (cabor) beladiri yang dinilai belum menunjukkan peningkatan signifikan dalam ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) Beladiri Kudus 2025. Langkah evaluasi ini dilakukan sebagai upaya memperbaiki performa menjelang ajang berikutnya.
Meski PON Beladiri Kudus telah berakhir, program Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda) tetap dilanjutkan untuk meningkatkan kualitas atlet-atlet Jatim.
Diketahui, Jawa Timur menurunkan 79 atlet di PON Beladiri Kudus, jumlah yang relatif minimalis dibandingkan kontingen provinsi lain. Hasilnya, kontingen Jatim menempati peringkat ketiga klasemen akhir dengan raihan 32 medali emas, 17 perak, dan 13 perunggu.
Posisi tersebut berada di bawah DKI Jakarta yang memuncaki klasemen dengan 42 emas, 27 perak, dan 30 perunggu, serta Jawa Barat di posisi kedua dengan 35 emas, 18 perak, dan 38 perunggu.
Baca Juga : Kontingen Jawa Timur Raih Peringkat Ketiga PON Beladiri Kudus 2025
Ketua Umum KONI Jawa Timur, Muhammad Nabil, mengapresiasi capaian tersebut namun mengakui masih ada sejumlah cabor beladiri yang perlu mendapat perhatian khusus.
"Kita masih tertinggal di beberapa cabor combat. Beberapa di antaranya belum menunjukkan prestasi sesuai harapan," ujar Nabil.
Meski begitu, Nabil menegaskan bahwa ajang PON Beladiri seri pertama ini akan menjadi momentum kebangkitan cabor beladiri Jatim untuk tampil lebih baik di ajang selanjutnya. Termasuk persiapan menuju PON Beladiri Seri Kedua tahun depan dan PON reguler NTT–NTB 2028.
Baca Juga : Ju-Jitsu Jatim Sukses 4 Kali Beruntun Juara Umum PON Beladiri 2025
KONI Jatim juga memastikan program Puslatda tetap berlanjut, dengan sistem promosi dan degradasi atlet secara kompetitif agar kualitas tetap terjaga. (Juli Susanto /Ana Viatun Nisa)
Editor : M Fakhrurrozi



















