SIDOARJO - Syahlendra Haikal, santri Pondok Pesantren Al Khoziny Buduran, Sidoarjo, yang selamat dari tragedi robohnya musala pesantren, akhirnya diperbolehkan pulang pada Kamis (16/10/2025) siang. Kepulangannya berlangsung haru.
Haikal yang duduk di kursi roda didorong petugas medis menuju kendaraan yang akan membawanya pulang ke Kabupaten Probolinggo.
Ayahnya, Abdul Hawi, tak kuasa menahan haru. Ia memeluk erat Direktur RSUD Notopuro Sidoarjo, dr. Atok Irawan, sebagai ungkapan terima kasih atas perjuangan tim medis merawat putranya.
“Kondisi Haikal sekarang sudah dinyatakan sembuh. Tapi kaki kirinya harus diamputasi karena tertimpa reruntuhan bangunan pondok. Secara fisik dia kuat, tapi secara psikologis masih ada trauma,” tutur Abdul Hawi.
Baca Juga : Syahlendra Haikal, Santri Korban Tragedi Al Khoziny Pulang Hari ini

Abdul Hawi mengaku telah memutuskan agar Haikal beristirahat sementara waktu dari kegiatan belajar di pondok pesantren.
“Setelah di Probolinggo nanti, tergantung Haikalnya. Karena di sana masih ada trauma. Haikal maunya istirahat dulu, tidak apa-apa untuk menghilangkan traumanya. Sementara mungkin tahun ini istirahat dulu,” ujarnya.
Baca Juga : Dua Jenazah Santri Terakhir Asal Bangkalan Teridentifikasi, Salah Satunya Keponakan Bupati
Meski demikian, Abdul Hawi menyebut putranya masih memiliki keinginan kuat untuk kembali ke Pondok Pesantren Al Khoziny di masa mendatang.
“Dia ingin balik lagi ke Al Khoziny, tapi masih menunggu waktu. Nanti dipertimbangkan, apakah sekolah dulu di Probolinggo atau langsung kembali ke pondok,” imbuhnya.
Baca Juga : Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo: Dari Reruntuhan Menuju Kepastian
Haikal pulang dengan senyum lebar. Sesekali ia melambaikan tangan, mengucap terima kasih kepada tim medis RSUD Notopuro yang selama ini merawatnya.
Selanjutnya, Haikal akan menjalani rawat jalan di RSUD Notopuro dan kontrol lanjutan pada 22 Oktober mendatang sebelum perawatan diteruskan di Kabupaten Probolinggo. Ia juga dijadwalkan mendapat pendampingan psikologis dari Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial setempat guna memulihkan trauma pascakejadian. (*)
Editor : A. Ramadhan




















