SURABAYA - Gelar Pahlawan Nasional yang dianugerahkan kepada tokoh buruh Marsinah disambut gembira Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan menggelar syukuran di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (11/11/2025).
Syukuran dihadiri Gubernur Khofifah Indar Parawansa, Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi, keluarga Marsinah dan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Jawa Timur.
Dalam sambutannya, Khofifah Indar Parawansa menyampaikan gelar Pahlawan Nasional yang diterima Marsinah telah melalui proses yang panjang.
"Pemprov Jatim bersama sejumlah elemen berkoordinasi dengan Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah(TP2GD) Nganjuk dan Pusat untuk pengumpulan data primer. Kalau data primer gampang dikirim, diunggah, sudah bisa keluar keluar data-data berita-berita. Oh, kapan beritanya? 93. Oh, kapan? awal Mei, gitu. Kalau dulu kan belum bisa dikirim begitu,” ujar Khofifah.
Khofifah menambahkan, Marsinah merupakan tokoh perempuan yang hidupnya sederhana namun memiliki keberanian dalam menegakkan keadilan untuk kaum buruh.
Sementara itu, Marsini, kakak Marsinah mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Nganjuk, Pemprov Jatim serta Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah dan Provinsi yang telah mengawal proses hingga tuntas.
Marsini mengungkapkan bila Marsinah kecil selalu berjuang keras untuk mewujudkan cita-citanya.
“Jika sudah menurut dia benar, dia selalu berusaha mewujudkannya. Saat saya tidak bisa membiayai kuliahnya, dia marah dan berkata, kalau nanti berhasil, yang akan menikmati adalah keponakan dan teman-temannya,” ungkapnya.

Sekedar diketahui, Marsinah merupakan buruh yang berperan sebagai juru bicara dan negosiator bagi 500 pekerja dalam aksi mogok kerja pada awal Mei 1993.
Setelah aksi tersebut, Marsinah dilaporkan hilang pada malam 5 Mei 1993. Empat hari kemudian, tubuh Marsinah ditemukan meninggal dunia di sebuah gubuk di Nganjuk, pada 8 Mei 1993. (*)
Editor : M Fakhrurrozi



















