BANGKALAN - Kasus dugaan PMK pada sapi milik warga Dusun Dherih, Desa Patereman, Modung, Bangkalan, mendapat perhatian serius dari Pemkab Bangkalan.
Dinas Peternakan langsung turun ke lokasi untuk melakukan investigasi dan pengobatan guna mencegah penyebaran penyakit tersebut ke ternak lain.
Petugas lapangan Disnak memberikan penanganan awal berupa pemberian antibiotik, vitamin, dan penyemprotan pada luka di kaki sapi yang sakit. Mereka juga menyisir wilayah sekitar untuk memastikan tidak ada sapi lain yang tertular.
“Kasus bisa kami lokalisir karena memang sapi-sapi yang terkena itu semuanya baru dibeli dari pasar,” ujar drh. Ali Makki, Kabid Kesehatan Hewan Disnak Bangkalan.
Baca Juga : Momentum Idul Adha 1445 H, BPBD Jatim Sembelih 4 Ekor Sapi dan 7 Ekor Kambing
Ia menambahkan bahwa sapi yang tidak keluar masuk area pasar relatif lebih tahan terhadap penyakit berkat vaksinasi yang telah diberikan.
Namun, investigasi menemukan bahwa sapi yang terindikasi PMK tersebut tidak memiliki ear tag (penanda identitas resmi), yang membuat pelacakan asal-usulnya sulit dilakukan.
“Sapi di pasar yang tidak ada ear tag kita tidak tahu sejarah penyakitnya, termasuk sapi ini berasal dari mana, riwayat vaksinnya seperti apa. Kalau ada ear tag, semua riwayat akan tercatat. Jadi, kalau bisa, mendapatkan sapi yang riwayatnya jelas lebih bagus,” tegas Ali Makki.
Baca Juga : Viral, Seekor Sapi Ngamuk Ditengah Proses Pemotreran Pengantin
Dinas Peternakan Bangkalan juga mengimbau warga untuk segera melaporkan gejala PMK pada ternaknya kepada petugas terkait. Gejala tersebut meliputi luka pada mulut atau kaki sapi, demam, hingga penurunan nafsu makan.
Masyarakat diminta untuk tidak panik, karena PMK dapat diobati asalkan penanganannya cepat dan tepat. Selain itu, kebersihan kandang harus selalu dijaga untuk meminimalkan risiko penularan. (Moch.Sahid/Dhelfia Ayu)
Editor : Iwan Iwe