MADINAH - Musim haji tidak hanya menyisakan cerita tentang ibadah dan perjuangan para jemaah, tetapi juga soal barang-barang pribadi yang tertinggal. Di Madinah, sandal, baju, hingga handphone menjadi benda yang paling sering tertinggal baik di hotel maupun Masjid Nabawi.
Menurut Kasi Perlindungan Jemaah (Linjam) Daker Madinah, M. Slamet, kondisi ini kerap terjadi terutama saat proses pendorongan jemaah dari Madinah ke Makkah. Mobilitas yang tinggi dan perpindahan hotel yang cepat membuat banyak jemaah tak sempat memeriksa ulang barang bawaannya.
“Kami dapat dua plastik kresek besar barang tertinggal yang kami temukan saat sweeping kamar, termasuk sandal, kaos, makanan, sampai air minum kemasan. Semua kami kumpulkan dan catat,” ujar Asep Saepullah, petugas akomodasi di Hotel Mirage Taiba, Senin (12/5).
Barang-barang tersebut kemudian dilaporkan ke petugas linjam untuk ditelusuri pemiliknya. Berdasarkan catatan tim Linjam, ada sejumlah barang yang paling sering tertinggal, baik di hotel maupun di area Masjid Nabawi. Di antaranya adalah sandal, kaos atau pakaian dalam, air minum kemasan, tas tangan atau kantong kresek, kursi roda, HP dan charger, koper dan pakaian bersih, jam tangan dan perhiasan kecil, serta makanan dan obat-obatan pribadi.
Jika tidak diklaim hingga akhir musim haji, barang itu bisa diwakafkan atau dibawa pulang ke Indonesia bila jemaah melapor kehilangan setelah kepulangan.
“Barang-barang seperti kursi roda bahkan sengaja diwakafkan. Kami kumpulkan, bersihkan, dan manfaatkan kembali untuk membantu jemaah lansia,” jelas Slamet.
Sistem pencatatan dilakukan secara teliti. Bila ada identitas jemaah, barang akan dilacak berdasarkan kloter dan embarkasi. Koordinasi lintas sektor dan grup WhatsApp antarpetugas juga dimanfaatkan untuk mempercepat pengembalian.
Slamet mengimbau jemaah untuk tidak langsung panik jika kehilangan barang. “Jangan langsung menyimpulkan hilang. Segera laporkan ke linjam atau petugas sektor. Bisa jadi barang itu ditemukan dan sedang diamankan,” katanya.
Selain mengamankan barang yang tertinggal di hotel dan area Masjid Nabawi, tahun ini petugas linjam juga mengamankan empat koper jemaah haji yang tertinggal di Bandara Madinah. Slamet menyarankan agar jemaah menandai barang-barang pribadi tersebut dengan identitas yang jelas agar memudahkan proses pelacakan.
Menariknya, banyak barang yang dianggap sepele justru bisa sangat membantu jemaah lain. Sandal misalnya, kerap hilang saat wudu atau ke toilet di Masjid Nabawi. Sandal-sandal yang tertinggal bisa digunakan jemaah lain dalam kondisi darurat.
“Barang yang ditinggalkan, jika tidak diklaim, bisa menjadi pertolongan untuk orang lain. Itu juga bagian dari perlindungan jemaah,” tutup Slamet. (Dhimas Ginanjar)
Editor : A. Ramadhan