MALANG - Di tengah keluhan petani tentang anjloknya harga bawang merah saat panen raya, sekelompok mahasiswa Universitas Tribhuwana Tunggadewi (UNITRI) Malang menawarkan solusi inovatif. Lewat program Pengabdian Masyarakat Tematik (PMT) 3 di Desa Purworejo, mereka berhasil mengolah bawang merah menjadi produk abon bernilai ekonomi tinggi.
Inovasi ini lahir dari keprihatinan mahasiswa Kelompok 17 PMT-3 terhadap nasib petani yang kerap merugi. Saat hasil panen melimpah, harga bawang merah seringkali jatuh drastis, membuat banyak bawang terbuang percuma karena tidak terserap pasar. Dengan mengubahnya menjadi abon, masa simpan produk menjadi lebih lama dan harganya lebih stabil.
Karin, Ketua PMT-3 Kelompok 17, menjelaskan bahwa proses pembuatannya dirancang agar mudah ditiru oleh masyarakat.
"Prosesnya cukup sederhana. Bawang merah segar diiris tipis, dicuci, digoreng, lalu dicampur dengan tepung panir yang sudah disangrai. Kemudian, adonan diblender bersama bumbu alami seperti garam, gula, dan penyedap rasa," jelas Karin. "Produk ini lezat, renyah, dan tahan lama tanpa perlu bahan pengawet kimia."
Baca Juga : 6 Kampus Terbaik di Pulau Jawa 2023 versi Webometrics
Inovasi ini mendapat sambutan hangat dari perangkat desa setempat. Pak Said, salah satu perangkat Desa Purworejo yang turut hadir dalam sosialisasi, memuji ide kreatif para mahasiswa.
"Saya sangat mengapresiasi terobosan dari anak-anak mahasiswa ini. Ini solusi yang bagus sekali, karena selama ini kami selalu bingung kalau panen raya tiba dan harga bawang turun drastis," ujar Pak Said. "Semoga ini bisa menjadi peluang usaha baru yang menjanjikan bagi petani di Desa Purworejo."
Abon bawang merah ini memiliki cita rasa unik, perpaduan gurih dan sedikit manis, sehingga cocok dinikmati sebagai lauk pendamping nasi, camilan, atau taburan untuk berbagai jenis masakan. Ke depannya, tim mahasiswa berencana untuk terus mendampingi petani dan pemerintah desa guna mengembangkan produk ini menjadi sebuah UMKM yang mandiri dan berkelanjutan.
Editor : JTV Madura