TRENGGALEK - Mengantisipasi potensi bencana kekeringan selama musim kemarau, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek mulai mendistribusikan bantuan 500 tandon air berkapasitas 1.200 liter ke desa-desa yang rawan terdampak.
Langkah ini dilakukan menyusul prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang memperkirakan puncak musim kemarau akan terjadi pada Agustus 2025.
Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek, Stefanus Triadi Atmono, menjelaskan bahwa meski tahun ini Indonesia mengalami kemarau basah, kondisi sumber mata air masih cukup stabil. Namun, Pemerintah tetap melakukan sejumlah upaya mitigasi agar tidak terjadi krisis air bersih seperti tahun sebelumnya.
"Tahun lalu, kekeringan melanda 72 Desa di Trenggalek. Tahun ini kami antisipasi lebih awal, termasuk dengan bantuan tandon dari Pemprov Jatim," ungkap Stefanus.
Baca Juga : Peduli Sosial, Arsitek Muda Trenggalek Gratiskan Desain Masjid hingga Ponpes
Selain bantuan tandon air, Pemkab Trenggalek juga telah membangun 60 sumur bor di beberapa wilayah yang menjadi langganan kekeringan. Langkah ini diharapkan mampu menjamin ketersediaan air bersih untuk warga dan mendukung kebutuhan pertanian di musim kemarau.
Pemerintah juga berkomitmen mengoptimalkan saluran irigasi sebagai sumber air bagi para petani.
Meski hingga kini belum ada permintaan distribusi air bersih dari masyarakat, BPBD telah menyiagakan armada truk tangki jika sewaktu-waktu diperlukan.
Baca Juga : 16 Ribu Warga Trenggalek Dicoret sebagai Penerima PBI JK, 1.600 Bisa Ajukan Reaktivasi
“Kami terus pantau perkembangan di lapangan. Jika ada desa yang membutuhkan pasokan air bersih, truk tangki akan segera dikerahkan,” tambah Stefanus.
Langkah antisipatif ini diharapkan mampu meminimalisir dampak kekeringan, serta menjaga ketahanan air dan pangan di Kabupaten Trenggalek selama musim kemarau 2025. (Hammam Defa)
Editor : JTV Kediri