SURABAYA - Hasil survei The Republic Institute yang menyebutkan 82,8% warga Jember puas atas Kinerja 100 hari Bupati mendapat tanggapan Muhammad Fawait.
Bupati yang akrab disapa Gus Fawait ini senang atas hasil survei tersebut. Namun, itu bukan tujuan utamanya.
"Tujuan kami sebenarnya bukan masalah kepuasan, tujuan kami adalah pengentasan kemiskinan di Jember bisa dilaksanakan secara baik. Kemudian masyarakat lebih sejahtera," kata Gus Fawait di Surabaya, Selasa (17/6/2025).
"Tetapi tentu kami bahagia, dengan hasil survei ini merupakan vitamin bagi kami, penyemangat bagi kami untuk terus berkarya bagi warga Jember," tambahnya.
Baca Juga : Survei 100 Hari Kinerja Gus Fawait, Mayoritas Warga Jember Puas
Gus Fawait mengaku dirinya membangun fondasi yang kuat di Jember untuk memberantas kemiskinan dalam 100 hari pertama. Fondasi ini akan terus diperkuat agar warga Jember bisa sejahtera.
"Karena kami memang 100 hari pertama membangun fondasi yang kuat. Selama 100 hari pertama ini kami bangun fondasi untuk kesejahteraan masyarakat, pengentasan kemiskinan Jember. Karena kita tahu kemiskinan di Jember terbanyak kedua absolute di Jatim, dan kemiskinan ekstrem di Jember ini terbanyak di Jatim berdasar data Kemensos," jelasnya.
Lewat program UHC dan Wadul Guse, politikus Gerindra ini ingin masyarakat Jember bisa lebih dekat dengan Pemkab. Selain itu, program itu diharapkan bisa menata Jember mulai di sektor kesehatan, infrastruktur, hingga perekonomian.
"Jadi UHC adalah program yang kami buat karena Jember darurat angka kematian ibu, kita tertinggi. Kemudian angka kematian bayi tinggi, stunting tinggi, fan banyak kekurangan di bidang kesehatan maka UHC diharapkan jadi solusi," jelasnya.
"Lalu wadul guse, program ini mendekatkan masyarakat dengan pemerintahannya agar tidak ada sekat. Kemudian untuk menindaklanjuti program wadul guse, kami membuat program bunga desaku (bupati ngantor di desa dan kelurahan). Program ini akan kami laksanakan di setiap bulan di seluruh desa di Jember sehingga masyarakat bisa menyampaikan keluh kesah secara offline. Kami akan datang dan membawa semua pelayanan Pemkab Jember untuk turun di desa," tambahnya.
"Contoh kayak kemarin kami laksanakan membawa 53 pelayanan ke desa, di mana pelayanan ini biasanya di kota. Jadi ini seperti wadul guse offline, program bunga desaku bahwa kami akan turun ke bawah dan tidur di desa pakai tenda supaya tidak merepotkan pemerintah desa," tandasnya. (*)
Editor : M Fakhrurrozi