Tragedi bunuh diri di kalangan mahasiswa telah menjadi sorotan besar dalam beberapa bulan terakhir. Beberapa insiden yang terjadi di berbagai universitas di Indonesia menimbulkan pertanyaan serius tentang kesehatan mental di lingkungan akademik.
Berikut adalah empat kasus bunuh diri yang mengejutkan publik beserta tanggal kejadiannya:
1. Kasus Tewasnya Mahasiswi FKH Unair yang Ditemukan dalam Mobil
Kasus tragis ini terjadi pada November 2023 di Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga (Unair). Seorang mahasiswi ditemukan tewas di dalam mobil dengan tabung gas helium dan selang di dekatnya, yang menimbulkan dugaan kuat bunuh diri.
Baca Juga : Mahasiswa Petra Tewas Usai Melompat dari Lantai 12 Gedung Kampus
2. Mantan Mahasiswi Universitas Brawijaya Terjun dari Lantai 12 Gedung Fikom
Pada Desember 2023, seorang mahasiswi Universitas Brawijaya diduga bunuh diri dengan menjatuhkan diri dari lantai 12 ke lantai 4 Gedung Fikom. Dugaan sementara terkait tindakan ini adalah karena sakit yang diderita, namun penyelidikan masih berlangsung untuk memastikan penyebabnya.
3. Mahasiswi Universitas Ciputra Lompat dari Lantai 22 Gedung Kampus
Pada September 2024, insiden tragis lainnya terjadi di Universitas Ciputra, di mana seorang mahasiswi tewas setelah melompat dari lantai 22 gedung kampus. Dugaan sementara menyatakan bahwa tindakan ini disebabkan oleh masalah pribadi seperti putus cinta.
4. Mahasiswa Universitas Petra Diduga Bunuh Diri dari Gedung Kampus
Kasus bunuh diri terbaru terjadi pada Oktober 2024 di Universitas Petra, di mana seorang mahasiswa ditemukan tewas diduga setelah melompat dari gedung kampus. Hingga saat ini, penyebab pasti kematiannya masih dalam proses penyelidikan.
Kesehatan mental mahasiswa kini menjadi perhatian serius di berbagai negara, termasuk Indonesia. Menurut Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2022, prevalensi gangguan mental emosional pada remaja dan dewasa muda berusia 15 tahun ke atas mencapai 9,8% di Indonesia, angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Artinya, hampir 10% dari populasi berusia 15 tahun ke atas di Indonesia mengalami gangguan mental emosional.
Serangkaian kasus bunuh diri ini memunculkan pertanyaan tentang bagaimana sistem pendidikan dan masyarakat menangani kesehatan mental mahasiswa. Faktor-faktor seperti tekanan akademik, harapan keluarga, hingga masalah pribadi sering kali menjadi penyebab depresi yang tidak tertangani. Banyak pihak mendesak agar universitas memperkuat layanan konseling dan menciptakan ruang yang aman bagi mahasiswa untuk mencari bantuan ketika menghadapi tekanan berat. (*)
Editor : Iwan Iwe