LUMAJANG - Banjir lahar Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang beberapa waktu lalu menyebabkan petani merugi. Pasalnya, material banjir lahar menutup 30 hektar lahan pertanian di Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian.
Material pasir tebal menutup tanaman palawija hingga padi. Kondisi ini menyebabkan petani merugi, lantaran tanaman mereka sudah siap panen.
Salah satu yang merugi adalah Budi, warga Desa Gondoruso, yang sawahnya hilang tersapu material banjir lahar. Ia mengaku tanaman kacang miliknya kini terendam total dan tidak bisa ditanami kembali jika material pasir tidak segera dibersihkan.
"Di sini itu ada kacang, jagung, ada padi juga. Sedangkan punya saya sendiri ada kacang dan kebetulan terendam. Solusinya sementara dibiarkan dulu, dan harapan saya semoga segera dibuat tanggul agar kerusakan tidak bertambah, karena lahan ini tidak bisa ditanami kalau tidak digali,” katanya.
Sementara itu, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas telah melakukan langkah tanggap darurat dengan normalisasi aliran sungai agar lahar kembali ke jalurnya. Selain itu, tanggul darurat sepanjang 150 meter juga sedang dibangun untuk mencegah luapan lahar susulan yang bisa memperparah kerusakan.
Menurut Nur Affandi, pengawas dari BBWS Brantas, pihaknya telah menurunkan tim untuk memperbaiki tanggul yang jebol dengan melakukan pengalihan aliran dan pemasangan penyangga sebagai tanggul darurat.
“BBWS Brantas untuk menangani tanggul yang jebol 150 meter ini, kami mengarahkan aliran, kemudian memasang penyangga untuk tanggul darurat, dan kami juga bekerja sama dengan SDA Provinsi,” ujarnya.
Ia menambahkan, pengerjaan tanggul darurat tersebut ditargetkan selesai dalam waktu tujuh hari ke depan, dengan harapan cuaca tidak ekstrem agar proses bisa berjalan lancar dan selesai tepat waktu.
Dengan kondisi lahan yang tertimbun material pasir, para petani berharap ada bantuan alat berat dari pemerintah untuk membantu pengerukan dan pemulihan lahan agar dapat kembali produktif seperti semula. (Fadillah Putri)
Editor : M Fakhrurrozi



















