BANGKALAN - Dalam delapan bulan terakhir tahun 2025, sebanyak 283 anak yang mayoritas balita di Kabupaten Bangkalan menjalani perawatan di RSUD Syamrabu akibat terinfeksi campak yang disebabkan virus Morbillivirus. Satu kasus kematian dilaporkan pada Januari 2025.
Dokter Spesialis Anak RSUD Syamrabu, Bangkalan, dr. Mega Malynda mengatakan sejak Januari hingga 25 Agustus 2025, tercatat 283 pasien anak dirawat karena campak.
Saat ini, 17 anak masih dirawat dari total 50 pasien yang masuk selama Agustus 2025.
"Januari 32 pasien dengan satu meninggal dunia, Februari 38 pasien, Maret 12 pasien, April 23 pasien, Mei 35 pasien, Juni 49 pasien, Juli 44 pasien, dan Agustus hingga tanggal 25 tercatat 50 pasien," ujar dr. Mega, Senin (25/8/2025).
Baca Juga : Siswa SMK 2 Bangkalan Meninggal Dunia Terlindas Truk
dr. Mega Malynda, menjelaskan bahwa campak sangat mudah menular melalui percikan liur (droplet) maupun kontak langsung dengan penderita.
Sebagian besar pasien campak merupakan balita yang belum mendapat imunisasi. Gejala awal yang dialami biasanya berupa batuk dan demam tinggi, kemudian diikuti ruam kemerahan yang muncul di leher dan wajah hingga menyebar ke seluruh tubuh.
Dari 18 kecamatan di Bangkalan, pasien terbanyak berasal dari Kecamatan Geger dan Modung. Mayoritas pasien adalah anak-anak yang belum pernah mendapatkan imunisasi campak.
Baca Juga : Sebelum Ditebas, Bocah 3 Tahun di Bangkalan Diduga Dibanting Pamannya
"Pasien didominasi oleh balita," ucapnya.
Ismawati, salah satu orang tua pasien asal Kecamatan Tanah Merah, mengaku anaknya harus dirawat setelah mengalami panas tinggi yang tak kunjung turun disertai batuk dan ruam merah.
"Anak saya Sudah 12 hari dirawat di RSUD Syamrabu karena panas tinggi tak kunjung turun dan mengalami sesak juga," kata Ismawati. (Moch. Sahid).
Editor : JTV Madura