Bagi para lulusan baru, memasuki dunia kerja adalah pencapaian yang membanggakan. Namun, sering kali tawaran yang diterima memiliki gaji di bawah Upah Minimum Regional (UMR), menimbulkan dilema: apakah sebaiknya menerima pekerjaan tersebut sebagai batu loncatan karier atau menolaknya demi peluang yang lebih baik?
Fase sebagai fresh graduate memang penuh tantangan. Walau sudah menyusun CV dan hadir tepat waktu ke interview, panggilan kerja tak kunjung datang. Ketika akhirnya ada tawaran, gajinya tidak sesuai harapan. Rasa senang, kecewa, dan bingung pun bercampur. Jangan khawatir! Artikel ini akan membantu kalian mengatasi kebimbangan tersebut. Yuk, simak selengkapnya!
Alasan Menerima Tawaran Pekerjaan:
1. Mengakhiri Status Pengangguran
Meski gajinya di bawah ekspektasi, bekerja dapat mengakhiri status pengangguran dan membuat kalian lebih mandiri. Dunia kerja sangat berbeda dari kampus, dan pengalaman awal ini memberi kesempatan untuk beradaptasi dengan budaya kerja, bekerja dalam tim, serta menghadapi tantangan baru.
2. Pengalaman Adalah Segalanya
Pengalaman kerja menjadi penentu penting di pasar kerja yang kompetitif. Perusahaan besar biasanya mencari kandidat berpengalaman, meski gajinya rendah di awal. Misalnya, seorang lulusan teknik yang bekerja sebagai asisten teknisi dengan gaji di bawah UMR dapat belajar langsung dari para ahli dan membangun portofolio. Pengalaman ini bisa menjadi fondasi kuat untuk karier yang lebih baik di masa depan.
3. Kesempatan Belajar
Banyak perusahaan menawarkan pelatihan bagi fresh graduate. Proyek-proyek yang dikerjakan pada masa awal ini bisa menjadi portofolio yang kuat saat melamar pekerjaan di masa depan.
4. Membangun Jaringan Profesional
Lingkungan kerja adalah tempat yang tepat untuk memperluas jaringan. Hubungan baik dengan rekan kerja atau atasan dapat membuka peluang karier yang lebih baik. Bersikap ramah dan profesional bisa mempercepat kenaikan gaji atau jabatan di masa depan.
Alasan Menolak Tawaran Pekerjaan:
1. Hak untuk Mendapatkan Upah yang Layak
Setiap individu berhak menerima upah yang sesuai. Menerima gaji di bawah UMR berpotensi membuka peluang eksploitasi. Saya pribadi pernah mengalami hal ini ketika bekerja sebagai staf penjualan dengan gaji harian hanya 25.000 IDR, padahal UMR wilayah itu mencapai 2,2 juta IDR.
2. Rendahnya Motivasi
Gaji yang tidak memadai bisa menurunkan semangat dan produktivitas, yang pada akhirnya memengaruhi kinerja serta perkembangan karier. Ketika gaji di bawah harapan, kalian mungkin kurang bersemangat dalam bekerja.
3. Keterbatasan Finansial
Biaya hidup yang terus meningkat membuat gaji di bawah UMR terasa kurang memadai, apalagi untuk menabung atau berinvestasi. Bagi fresh graduate yang harus menanggung biaya hidup sendiri atau membantu keluarga, gaji di bawah UMR bisa menjadi beban. Misalnya, seorang lulusan ilmu sosial yang perlu mendukung keluarganya mungkin kesulitan memenuhi kebutuhan dasar dengan gaji di bawah UMR. Dalam situasi ini, menolak tawaran dan mencari peluang lebih baik adalah keputusan yang bijak.
Kesimpulan
Dilema menerima pekerjaan dengan gaji di bawah UMR adalah kenyataan bagi banyak lulusan baru. Keputusan ini bergantung pada situasi pribadi dan prioritas masing-masing. Pengalaman kerja awal sering kali penting, tetapi kebutuhan finansial juga harus diperhitungkan. Dengan strategi yang tepat, fresh graduate dapat mengatasi dilema ini dan menuju karier yang lebih stabil secara finansial.
Menyeimbangkan antara pengalaman berharga dan kebutuhan finansial adalah tantangan yang harus dihadapi dengan bijak. Keputusan harus berdasarkan analisis dari situasi pribadi, potensi karier, dan peluang masa depan. Setiap individu memiliki prioritas yang berbeda, jadi yang terpenting adalah membuat keputusan bijaksana dan bertanggung jawab. (*)