SURABAYA - Universitas Airlangga (UNAIR) melanjutkan komitmennya dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) dengan menggelar acara SDGs School selama dua hari, Rabu-Kamis (21-22 Agustus 2024). Bertempat di Gedung ASEEC UNAIR, Jalan Airlangga , Surabaya, acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan menuju SDGs Festival. Sebanyak 30 peserta yang telah diseleksi dari 49 calon peserta berdasarkan nilai IPK dan pengalaman dalam bidang SDGs berpartisipasi dalam kursus intensif ini.
Hari pertama SDGs School diisi dengan sesi yang menyajikan materi mengenai pilar ekonomi dan hukum. Bayu Arie, ketua SDGs Center UNAIR, memulai sesi dengan materi mengenai SDGs pilar ekonomi. Ada 4 hal yang dibahas dalam materi tersebut yakni, research, teaching, stewardship, dan outreach.
“Beberapa contoh kegiatan dan aktivitas yang terkait 4 hal ini, bisa kita berikan dari UNAIR kepada masyarakat Indonesia terkait dengan ekonomi” kata Bayu Arie.
Nilam Andalia dengan materi mengenai SDGs pilar hukum menekankan pentingnya pencapaian SDGs ke-16 yang berfokus pada perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang kuat.
Baca Juga : Mengenal SDGs: Agenda Dunia yang Lagi Ngetrend di Kalangan Generasi Muda
"SDGs ke-16 merupakan salah satu fondasi utama dalam pencapaian seluruh tujuan SDGs lainnya. Tanpa adanya aturan yang jelas mengenai keadilan, perdamaian, serta kelembagaan yang mendukung, maka seluruh SDGs tidak akan tercapai dengan baik," ujar dosen FH UNAIR itu.
Selain sesi pembelajaran teoritis yang dipandu oleh para ahli, peserta SDGs School juga menjalani evaluasi berupa pre-test dan post-test. Evaluasi ini dilakukan pada awal dan akhir sesi, termasuk di hari kedua, dengan menggunakan soal pilihan ganda yang dirancang khusus untuk mengukur pemahaman peserta.
Di hari kedua, peserta kembali mengikuti sesi intensif yang kali ini berfokus pada pilar lingkungan dan sosial. Sesi pertama dimulai dengan materi yang disampaikan oleh Hakim Zulkarnain yang mengupas tuntas SDGs pilar lingkungan. Pemateri yang juga dosen FKP UNAIR itu memaparkan pentingnya upaya konservasi dan perlindungan lingkungan.
“Kita harus berpikir bagaimana kita bisa menambah pohon yang ada di UNAIR, mempertahankan pohon yang sudah ada, bisa melestarikan taman-taman yang kita punya di UNAIR, lalu kita harus mengendalikan polusi yang dihasilkan di UNAIR,” tegas Hakim.
Di sesi selanjutnya, materi pilar sosial dibawakan dosen FIB UNAIR, Rima Firdaus. Rima menjelaskan tentang pentingnya keadilan sosial dan pemberdayaan masyarakat dalam mencapai tujuan SDGs. Rima menguraikan secara detail lima SDGs.
“Materi yang saya sampaikan yakni, SDGs 1 tentang kemiskinan, SDGs 2 tentang kelaparan, SDGs 3 tentang kesehatan dan kesejahteraan, SDGs 4 tentang edukasi, dan SDGs 5 tentang kesetaraan gender” ungkap Rima.
Menutup rangkaian kegiatan SDGs School, para peserta diberikan pengarahan mengenai Airlangga SDGs School sebagai implementasi dan upaya nyata dalam pengetahuan yang telah mereka peroleh selama kursus.
Devi Yunita, salah satu peserta memiliki harapan besar dalam program SDGs School. Menurut mereka, partisipasi dalam SDGs School ini tidak hanya tentang belajar, tetapi juga tentang mengaplikasikan pengetahuan ke dalam aksi nyata.
“Saya ingin berkontribusi lebih dalam bidang pendidikan dan kesehatan mental, karena dua hal ini sangat penting dan masih banyak yang perlu dibenahi,”ucap mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya UNAIR itu.
UNAIR pelopor pengabdian masyarakat oleh universitas-universitas internasional
Di sela-sela kegiatan, Wakil Rektor Bidang Internasionalisasi, Digitalisasi, dan Informasi (IDI) UNAIR, Prof. M. Miftahussurur menjelaskan SDGs School adalah kursus dua hari yang fokus pada tata kelola ekonomi, sosial, dan lingkungan.
“Kami ingin mencetak para ahli dan aktivis yang mampu mengimplementasikan dan menginfluence pelaksanaan SDGs, sehingga nantinya mereka dapat berperan penting dalam berbagai sektor," ujar Prof. Miftahussurur.
Menurutnya, UNAIR telah lama berperan aktif dalam mengembangkan program World University for Community Development (WUACD), yang berfungsi sebagai pelopor dalam pengabdian masyarakat oleh universitas-universitas internasional di seluruh dunia.
Bayu Arie juga menegaskan pentingnya peran UNAIR dalam mendorong implementasi SDGs di tingkat nasional maupun internasional.
"Terpilihnya UNAIR sebagai Presiden pertama Indonesia SDGs Center Network menunjukkan kepercayaan dan pengakuan atas peran aktif UNAIR dalam kegiatan SDGs di Indonesia," ungkap Bayu Arie.
Sebagai Presiden Indonesia SDGs Center Network, UNAIR membawahi sekitar 55 SDGs Center di berbagai perguruan tinggi di Indonesia, yang resmi dibentuk pada 12 Juni 2024 oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa.
UNAIR aktif mengikuti berbagai perangkingan dan indikator penilaian terkait SDGs sejak 2018, terutama di Times Higher Education (THE) Impact Ranking. Pada 2024, UNAIR berhasil menduduki peringkat kedua di Indonesia dan peringkat 81 dunia secara keseluruhan. Di tahun yang sama, UNAIR berhasil menduduki peringkat 1 dunia dalam SDGs THE di bidang No Poverty.
“UNAIR juga berada di peringkat pertama dunia untuk kategori No Poverty, yang menunjukkan bahwa kegiatan-kegiatan UNAIR telah dinilai berdampak oleh pihak eksternal," tambahnya.
Kegiatan SDGs School ini merupakan bagian dari rangkaian acara dalam SDGs Festival yang diselenggarakan UNAIR. Kegiatan ini akan terus berlanjut hingga puncak SDGs Festival pada Oktober 2024 mendatang. (*)
Editor : Iwan Iwe