SIDOARJO - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur terus melakukan survei pemetaan potensi gerakan tanah. Kali ini, pemetaan dilakukan di Dusun Nyawangan, Desa Resapombo, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar, Selasa (11/3/2025).
Pemetaan di kawasan ini dilakukan pasca longsor di kawasan SMKN 1 Doko Kampus 2, pada 22 Januari lalu. Tim BPBD Jatim melakukan pemetaan dengan menggunakan pengukuran mikrotremor dan foto udara.
Survei mikrotremor itu sendiri merupakan metode untuk mengukur dan menganalisis nilai kerentanan tanah yang menggunakan seismograf.
Selain di Kabupaten Blitar, survei pemetaan gerakan tanah juga dilakukan di Kabupaten Madiun, tepatnya di Dusun Pucang Sawit, Desa Padas, Kecamatan Dagangan pada 26-28 Februari 2025.
Kegiatan yang dipimpin Plt. Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan (PK) BPBD Jatim Dadang Iqwandy ini juga merespon laporan BPBD setempat atas potensi gerakan tanah yang muncul di lokasi kejadian.
Yakni, adanya pergerakan lempeng tanah yang menimbulkan terjadinya keretakan pada permukaan tanah seluas 100 meter dengan lebar antara 10-40 cm.
Di lokasi ini, Tim BPBD Jatim melakukan survei mikrotremor di sejumlah titik dengan dilengkapi foto-foto udara.
"Kami juga melakukan susur sungai untuk mengetahui potensi banjir bandang yang disebabkan adanya bendung alam di aliran sungai tersebut," ujar Dadang Iqwandy.
Khusus terkait gerakan tanah, Dadang Iqwandy mengatakan, dalam 2 bulan terakhir pihaknya memang telah menggencarkan survei pemetaan gerakan tanah.
Pada awal tahun 2025 ini, Tim BPBD Jatim telah melakukan survei pemetaan di 6 lokasi potensi gerakan tanah yang tersebar di 6 daerah.
Yakni, di SMKN 1 Doko Kab. Blitar, Desa Padas Kec. Dagangan Kab. Madiun, Desa Plaosan Kec. Krucil Kab. Probolinggo, Desa Tumpakrejo Kec. Kalipare Kabupaten Malang, Desa Sambirejo Kec. Wonosalam Jombang dan di Dusun Sempu, Desa Cowek Kec. Purwodadi Kabupaten Pasuruan.
"Masih ada dua lokasi lagi yang berpotensi terjadinya gerakan tanah yang belum kita survei," terangnya.
Sementara, berdasar data Pusdalops PB BPBD Jatim, potensi gerakan tanah di Jawa Timur pada tahun 2024 mencapai sebanyak 12 titik.
Jumlah kejadian itu dimungkinkan akan meningkat mengingat maraknya potensi gerakan tanah yang terjadi pada tahun ini. (*)
Editor : M Fakhrurrozi