Puluhan warga di Kabupaten Kediri yang terdampak jalan tol , mendatangi kantor desa setempat. Mereka meminta kenaikan harga lahan yang dinilai cukup rendah, agar disesuaikan dengan perjanjian sebelumnya antara warga dengan pihak pengembang.
Dengan membawa berbagai tulisan protes, puluhan warga Desa Tiron Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri melakukan long march ke balai desa setempat. Warga yang terdampak jalan tol ini, memprotes harga ganti rugi tanah yang dinilai terlalu rendah. Tidak hanya pria saja, emak-emak juga ikut dalam aksi tersebut .
Dalam orasinya, warga keberatan dengan harga ganti rugi yang ditentukan oleh pihak appraisal, karena dinilai terlalu rendah, bahkan harga yang ditentukan di bawah pasaran. Menurut warga, harga yang diberikan sekarang hanya Rp. 6,5 juta per RU. Sedangkan pada pertemuan pertama antara warga dengan pihak pengembang, warga dijanjikan 3 kali lipat dari harga tersebut. Jika tuntutan tidak terpenuhi, warga tidak menjual lahan mereka .
“jika harganya hanya segitu kami tidak akan menjual tanah kami untuk dijadikan jalan tol”. Ungkap Muntinah, warga
Warga kemudian ditemui oleh Kepala desa setempat. Kepala desa berjanji akan menyampaikan keluhan dari warga ke dinas terkait. Mengenai harga pihaknya tidak bisa ikut campur, karena itu merupakan kewenangan dari pihak appraisal dengan warga.
“tuntutan warga akan kami sampaikan ke yang berwenang, karena soal harga pihak desa tidak ada campur tangannya”. Jelas Ina Rahayu, kepala desa Tiron
Desa Tiron sendiri terdampak jalan tol penghubung Kediri-Tulungagung, selain itu Desa Tiron juga masuk dalam proyek strategis nasional (PSN) Bandara Kediri. Total terdapat 287 lahan terdampak jalan tol, Dimana 243 lahan milik warga dan sisanya milik dinas pengairan dan pemdes serta milik Pemkab Kediri.
Reporter : Muhammad Zainurofi