SURABAYA - Prestasi membanggakan kembali diterorehkan pelajar asal Jawa Timur. Kali ini, pelajar dari 11 SMK di Jatim tampil dalam ajang peragaan busana international Centrestage ke 10 : Asia’s Fashion Spotlight di Hong Kong.
Kesebelas SMK tersebut adalah SMKN 3 Kota Malang; SMKN 1 Buduran, Sidoarjo; SMKN 3 Kediri; SMKN 2 Boyolangu, Tulungagung dan SMKN 1 Donorojo, Pacitan.
Kemudian SMKN 1 Turen, Malang; SMKN 3 Blitar; SMKN 1 Wonoasri, Madiun; SMKN 6 Surabaya; SMKN 2 Lumajang; terakhir SMKN 8 Surabaya. Dalam event Fashion Dunia ini, sebelas SMK ini menggandeng industri tekstil Kekean Wastra Gallery.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai mengaku bangga atas karya para murid yang berhasil menembus pasar fashion dunia. Apalagi tak sedikit yang terpikat dan meminati busana karya para murid.
Aries juga menyebut partisipasi SMK Jatim dalam gelaran fashion bergengsi ini menjadi langkah strategis untuk mengekspose karya anak bangsa di kancah global.
“Selama ini karya SMK kita dikenal di tingkat nasional. Kini, melalui Centrestage, kita membuktikan bahwa karya pelajar Jawa Timur juga layak bersaing di tingkat internasional,” ujarnya, Minggu (7/9/2025).
Dalam event yang berlangsung 3–6 September 2025 di Hong Kong Convention and Exhibition Centre, murid tidak hanya mengikuti pameran busana dan aksesoris, tetapi juga terlibat dalam seminar bisnis fashion serta fashion show kelas dunia.
Keterlibatan ini membuka ruang bagi siswa untuk berjejaring dengan desainer mancanegara, brand internasional, dan buyer industri fashion global. Bahkan, banyak karya yang langsung diminati dan dibeli oleh pengunjung.
Kadindik kelahiran Makassar ini juga menambahkan terlibatnya para murid dan karya busana yang dibawakan dalam gelaran ini akan memunculkan rasa percaya diri dan bangga. Bagaimana karya busana yang dibuat diapresiasi panggung fesyen dunia.
"Bagi mereka pengalaman ini tidak sekadar prestasi, melainkan juga dorongan untuk lebih percaya diri menapaki masa depan di industri fashion," terang Aries.
Mantan Pj Wali Kota Batu ini juga menyadari, meski sukses berpartisipasi dalam gelaran fashion global. Namun, ada beberapa catatan penting. Beberapa di antaranya adalah keterbatasan jumlah koleksi yang dibawa karena aturan bagasi, serta ukuran busana yang masih menyesuaikan standar Asia sehingga kurang cocok untuk pembeli dari Eropa dan Amerika.
"Kedepan mungkin anak-anak kita akan mengembangkan lagi ukuran busana setelah evaluasi yang dilakukan oleh tim kami. Jika ditindaklanjuti ini akan membantu murid murid kita berkembang untuk persaingan fashion global," tuturnya.
Ia juga mengungkapkan perlunya pembentukan asosiasi SMK Tata Busana, galeri fashion SMK Jawa Timur, hingga program upskilling guru tata busana agar kualitas pendidikan vokasi semakin terarah. Catatan-catatan ini, kata Aries, akan dipertimbangkan untuk mutu pendidikan vokasi di Jawa Timur agar lulusan dan karyanya bisa bersaing di pasar industri global.
Aries juga mmengungkapkan kegiatan menegaskan bahwa pencapaian ini membuktikan konsep teaching factory SMK yang sudah sesuai standar industri sekaligus memiliki nilai jual tinggi.
“Ini awal dari perjalanan panjang SMK Jatim menuju level internasional. Kami ingin para siswa tidak hanya belajar teori, tapi juga merasakan langsung bagaimana industri global bekerja,” tegasnya.
Dalam gelaran ini, Kepala SMK Negeri 3 Malang Vivi Afianty menyebut total penjualan karya SMK Jatim selama pameran mencapai Rp98,65 juta, terdiri dari 62 busana, 20 kain, dan 24 aksesoris. Tak hanya itu, pesanan baru juga mengalir, termasuk 25 model busana, 10 jenis kain, dan 14 aksesoris dari industri fashion Hong Kong.
Dengan torehan manis di Hong Kong ini, SMK Jawa Timur semakin percaya diri menjadi bagian dari peta industri fashion dunia, sekaligus memperlihatkan bahwa pendidikan vokasi mampu melahirkan generasi kreatif yang berdaya saing global. (*)
Editor : M Fakhrurrozi