PROBOLINGGO - Surat terbuka yang dikirim LSM ke sejumlah instansi salah satunya Presiden RI Joko Widodo, tentang adanya dugaan pungli perekrutan karyawan RSUD Dr. Mohamad Saleh, setahun silam membuat plt Direktur RSUD Dr. Mohamad Saleh dr Abraar Kuddah mendatangi Kantor SPKT Polres Probolinggo Kota, pada Rabu siang (1/3/23). Dokter bedah ini meminta kasus dugaan pungli diusut tuntas.
Seperti diketahui, pada tahun 2022 lalu, sejumlah LSM mengirim surat terbuka yang ditujukan kepada Presiden RI Joko Widodo hingga instansi setingkat kota/ kabupaten, termasuk polres dan kejaksaan.
Salah satu isi surat tersebut berisi tentang dugaan pungli perekrutan karyawan rumah sakit yang besarannya 30 sampai 50 juta. Dengan uang pelicin pelamar bisa bekerja di rumah sakit plat merah milik Pemkot Probolinggo. Masih dalam surat terbuka, dugaan pungli dilakukan oknum pegawai rumah sakit.
Kepada portaljtv.com, Abraar kuddah mengatakan, dirinya bersama sejumlah staf sengaja mendatangi kantor polisi, guna menanyakan sampai sejauh mana penyelidikan surat terbuka yang di kirim sejumlah LSM.
Baca Juga : Diduga Dibebaskan Polisi, Tersangka Penganiayaan di Sampang Dihajar Warga
"Saya datang ke sini (SPKT Polres Probolinggo Kota), guna menanyakan hasil tindak lanjut surat yang dikirim aliansi LSM, setahun lalu,"kata Abraar Kuddah.
Dokter bedah ini juga berterima kasih pada LSM sudah diberi info adanya dugaan pungli di rumah sakit yang dia pimpin.
"Saya harap polisi bisa mengusut tuntas adanya dugaan pungli rekrutmen karyawan rumah sakit, Jika terbukti, saya serahkan pada pihak berwajib, namun sebaliknya tidak terbukti, harus diklarifikasi,"ujarnya.
Baca Juga : Geng Motor di Banyuwangi Bacok Pengguna Jalan hingga Luka Parah
Lebih lanjut, Abraar menjelaskan apa yang dilakukan pihak RSUD dr. Moh Saleh ini merupakan bentuk dari upaya clean government, atau pemerintahan bersih khususnya di rumah sakit.
"Selama 3 tahun saya memimpin rumah sakit sebagai plt direktur tidak ada namanya pungli atau uang pelicin saat melamar kerja di RSUD Dr. Moh Saleh, saya harap polisi bisa mengusut tuntas dugaan pungli di era saya atau bukan,"jelasnya.
Dengan surat terbuka pihak RSUD dr. Moh Saleh siap membantu pihak kepolisian untuk memproses ini, sehingga kedepan tidak ada pandangan negatif dari masyarakat.
Baca Juga : Terekam CCTV! Emak-Emak Curi Gelang Emas Rp 15 Juta di Toko Malang
"Kita berharap, apa yang di sampaikan aliansi LSM ini dapat terungkap, sehingga pihak kepolisian dapat melakukan penegakan hukum yang berlaku."pungkasnya.
Sementara menurut AKP Jamal, Kasatreskrim Polres Probolinggo Kota, pihaknya saat ini masih mendalami kasus tersebut. Untuk dugaan pungli yang diselidiki kejaksaan sudah dinyatakan tidak terbukti. Sementara dugaan pemalsuan tanda tangan eks karyawan rumah sakit masih tahap penyelidikan oleh Satreskrim Polres Probolinggo Kota.
"Kita khusus menangani kasus dugaan pemalsuan tanda tangan, karena disana ditemukan unsur pidana. Saat ini sudah tahap penyelidikan 10 orang diperiksa. Dari 10 orang tersebut tanda tangannya dipalsu oleh orang lain,"terangnya.
Baca Juga : Beraksi di Enam Lokasi, Dua Spesialis Pencuri Toko Klontong Banyuwangi Dibekuk Polisi
Polisi masih terus melakukan penyelidikan, dan akan memanggil eks karyawan rumah sakit.
"Nanti setelah selesai penyelidikan statusnya meningkat tahap penyidikan, baru langkah akhir dilakukan gelar."ucapnya.
Surat terbuka yang dikirim LSM ini berawal saat 128 karyawan RSUD Dr. Moh Saleh diputus kontrak, hingga akhirnya menggelar unjuk rasa. Ratusan karyawan yang diputus kontrak ternyata membayar sejumlah uang kisaran 30 sampai 50 juta kepada oknum rumah sakit.
Baca Juga : Polisi Tangkap Pengedar Uang Palsu di Kawasan Wisata Prigen, Pasuruan
Reporter: Farid Fahlevi
Editor: Vita Ningrum