JOMBANG - Seiring dengan tren meningkatnya permintaan durian jenis impor, petani di Wonosalam, Jombang, mulai beralih dari durian lokal ke durian jenis seperti Musangking, Durian Hitam, dan Bawor. Peralihan ini disebabkan oleh perawatan yang lebih praktis dan hasil panen yang menjanjikan. Salah satu petani yang mengadopsi perubahan ini adalah Agus Hari Purnomo, yang kini memiliki 240 batang pohon durian jenis di lahan lereng Gunung Anjasmoro, Desa Wonosalam.

Musim panen durian jenis ini diperkirakan akan berlangsung bersamaan dengan musim panen durian lokal pada awal tahun 2025. Durian jenis seperti Musangking dan Durian Hitam memiliki harga jual yang jauh lebih tinggi dibandingkan durian lokal.

"Saya memilih durian jenis karena hasilnya lebih menjanjikan dibandingkan dengan durian lokal. Perawatannya tidak jauh berbeda dengan durian lokal, namun harga jualnya bisa mencapai hingga Rp350.000 per kilogram untuk durian jenis seperti Durian Hitam. Sedangkan durian lokal hanya laku sekitar Rp50.000 per buah," jelas Agus.

Keistimewaan durian jenis ini tidak hanya terletak pada rasanya yang khas, namun juga pada minat tinggi dari pembeli luar negeri. Banyak pembeli dari luar negeri yang sudah mengantre sebelum durian matang. Bahkan, beberapa pembeli sudah memesan jauh-jauh hari. Rasa dan kualitas durian jenis ini memang istimewa, dan berada di lokasi yang sejuk seperti lereng Gunung Anjasmoro membuat durian ini semakin nikmat.

"Pohon durian jenis ini lebih pendek, sehingga memudahkan dalam perawatan dan panen. Saya juga rutin melakukan pemupukan dan memastikan kebutuhan air tercukupi. Dengan perawatan yang baik, durian jenis ini bisa menghasilkan buah yang berkualitas." ungkap Agus.

Dengan peralihan ke durian jenis yang lebih menjanjikan ini, petani durian di Wonosalam semakin optimis menghadapi musim panen mendatang. Durian jenis seperti Musangking, Durian Hitam, dan Bawor kini menjadi primadona, baik di pasar lokal maupun internasional.(Saiful Mualimin/Selvina Apriyanti)