TULUNGAGUNG - Di balik pesona Pantai Sanggar, Tulungagung, tersimpan kisah perjuangan tulus sekelompok warga yang berupaya melindungi penyu dari kepunahan. Dengan segala keterbatasan, mereka melakukan konservasi secara swadaya demi menjaga kelestarian satwa laut yang terancam itu.
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sanggaria menjalankan kegiatan penyelamatan telur penyu secara mandiri di kawasan Pantai Sanggar, Desa Jengglungharjo, Kecamatan Tanggunggunung, Tulungagung, sejak tahun 2016.
Setiap musim penyu bertelur antara Agustus hingga Desember, mereka rutin berpatroli mencari sarang penyu di antara gundukan pasir. Tujuannya, mengamankan telur-telur tersebut dari ancaman pemangsa seperti biawak dan tangan jahil manusia.
Telur penyu yang ditemukan, biasanya jenis Lekang dan Penyu Hijau, kemudian dievakuasi ke tempat penetasan sederhana yang terletak di rumah warga. Tanpa inkubator modern, telur-telur itu diletakkan dalam ember bekas cat dan ditutup pasir pantai. Proses penetasan berlangsung selama lebih dari dua bulan dengan tingkat keberhasilan mencapai 89 Persen.
Baca Juga : Perjuangan Pokdarwis Sanggaria Selamatkan Penyu di Pantai Sanggar Tulungagung
Namun, kegiatan mulia ini hanya mengandalkan biaya swadaya dari para anggota. Hingga kini, belum ada dukungan nyata dari pemerintah daerah untuk kegiatan konservasi ini. Setiap hari, mereka harus mengeluarkan uang untuk pakan tukik (anak penyu) dan bahan bakar minyak (BBM) kendaraan patroli.
"Pokdarwis Sanggaria berharap ada bantuan untuk membangun rumah penetasan penyu di kawasan Pantai Sanggar, agar proses pelestarian bisa berjalan lebih efektif dan berkelanjutan," ujar Lego Rianto, Ketua Pokdarwis Sanggaria.
Meski demikian, semangat para relawan tidak pernah padam. Kepuasan terbesar mereka adalah melihat tukik-tukik kecil berhasil dilepasliarkan kembali ke laut lepas. Harapan mereka sederhana, agar anak cucu di masa depan masih bisa melihat penyu hidup di laut desa mereka sendiri. (Agus Bondan/Beny Setiawan)
Editor : JTV Kediri