Pangalan TNI AL Banyuwangi menggandeng para petani di wilayah Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi menargetkan penanaman kedelai di lahan seluas 60 hekare (ha) di wilayah kawasan Perhutani KPH Banyuwangi Selatan, Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo.
Sejak pertengahan tahun Lanal Banyuwangi telah mendampingi petani untuk menanam kedelai. Penanaman dilakukan dalam dua periode, yakni penanaman Juli dan Oktober.
Pada akhir September ini, tanaman kedelai di luas lahan sekitar 1 ha tengah dalam proses panen. Proses ini diprakirakan berlangsung selama sebulan mendatang.
Dari 20 ha lahan yang telah ditanam, 19 ha di antaranya ditanami dengan kedelai hitam. Sementara 1 ha sisanya ditanami Kedelai Garuda Merah Putih, varietas unggulan yang ditetapkan sebagai komunitas utama program ketahanan pangan oleh TNI AL.
Kedelai varietas ini disebut memiliki masa panen yang relatif singkat, yakni 90 hari setelah masa tanam.
"Hasil panen kedelai Garuda Merah Putih ini nantinya akan dijadikan bibit untuk pengembangan di lahan seluas 60 hektare di wilayah Banyuwangi Selatan," kata Danlanal Banyuwangi Letkol Laut (P) Muhamad Puji Santoso, dalam acara Panen Ketahanan Pangan TNI AL, Rabu (29 Oktober 2025).
Acara tersebut juga dihadiri antara lain oleh Wakil Bupati Banyuwangi Mujiono, Komandan Kodim 0825/Banyuwangi Lektol (Arm) Triyadi Indrawijaya, dan jajaran perwakilan Forkopimda Banyuwangi.
Baca Juga : Gubernur Khofifah Apresiasi Aisyiyah Turut Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional

Puji menjelaskan, kedelai varietas Garuda Merah Putih juga memiliki hasil panen yang lebih melimpah. Pada panen raya di Lampung pada hari yang sama, kedelai varietas itu menghasilkan 3-4 ton per hektare. Sementara kedelai varietas biasa rata-rata menghasilkan antara 1 - 1,2 ha per hektare.
Selain penanaman hingga panen, TNI AL juga mengaku akan mendampingi para petani dari sisi penyerapan.
Baca Juga : Kelompok Wanita Tani di Kediri Sukses Ubah Lahan Kosong Jadi Kebun Hidroponik
Selama ini Lanal juga sudah berkoordinasi dengan Kepala Bulog. Jika hasil panen saat ini, maupun yang akan datang dengan luas lebih dari 50–60 hektare sudah tersedia, maka Bulog akan berupaya menyerap hasil panen tersebut.
Dengan demikian, pihaknya memastikan hasil panen petani bisa terserap secara maksimal. Sementara petani juga akan mendapatkan hasil jual yang layak.
Sementara itu, Wabup Mujiono berharap, pendampingan TNI AL akan membuat produksi kedelai di Banyuwangi lebih meningkat. Ia menjelaskan, produksi kedelai di Banyuwangi dalam rentang Januari hingga September 2025 mencapai 5.012 ton. Jumlah itu meningkat 2.167 ton dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga : Kemensos RI Dukung Program Ketahanan Pangan di Trenggalek

Bukan hanya produksi, luasan lahan tanam kedelai juga meningkat tajam. Yakni dari 1.407 ha pada 2024 menjadi 2.475 ha pada 2025. Artinya ada peningkatan luas lahan sekitar 1.068 ha.
"Sebagai komitmen terhadap ketahanan pangan yang berkelanjutan, Pemkab Banyuwangi terus mengembangkan sejumlah inovasi untuk mendukung pertanian kedelai," kata Mujiono.
Baca Juga : Gubernur Khofifah Apresiasi Kampung Pangan Terpadu Kodim 0812 di Lamongan
Langkah itu dipenuhi melalu distribusi pupuk subsidi yang mudah dan merata, pendampingan teknologi budidaya, serta pengendalian lahan.
"Kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada jajaran Lanal Banyuwangi, para petani, dan seluruh pihak yang telah berperan aktif dalam program ketahanan pangan ini. Kami optimistis bahwa Banyuwangi akan semakin kuat dalam mewujudkan kemandirian pangan untuk nasional," ujarnya.
Handoko Khusumo
Editor : JTV Banyuwangi



















