PACITAN - Cuaca dingin ekstrem melanda wilayah Pacitan dalam beberapa hari terakhir. Fenomena ini dirasakan cukup signifikan, terutama di wilayah pegunungan seperti Kecamatan Nawangan, di mana suhu udara dilaporkan mencapai 12°C pada dini hari.
Kondisi tersebut menjadi perhatian masyarakat yang mulai merasakan penurunan suhu cukup drastis, terutama pada malam hingga pagi hari. Fenomena ini dikenal sebagai bediding sebuah gejala alam yang umum terjadi selama musim kemarau di Indonesia.
Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Sawahan Nganjuk, Sumber Harto, menjelaskan bahwa bediding merupakan bagian dari cuaca ekstrem yang kerap muncul di musim kemarau.
"Terjadinya musim dingin karena jarak Bumi dengan Matahari agak jauh tidak seperti biasanya. Akibatnya, meskipun siang hari terik karena sinar matahari tegak lurus, malam harinya justru terasa sangat dingin," jelas Sumber Harto.
Baca Juga : Rumah Produksi Kerupuk di Baleharjo Pacitan Ludes Terbakar
Ia menambahkan, langit yang cerah tanpa awan pada musim kemarau memungkinkan radiasi panas dari permukaan bumi lebih cepat dilepaskan ke atmosfer, sehingga menyebabkan penurunan suhu drastis di malam hari.
“Radiasi sinar matahari yang langsung menyentuh permukaan bumi membuat kemarau tampak panas di siang hari, namun dingin menusuk saat malam,” tambahnya.
Warga diimbau untuk mewaspadai dampak dari perubahan suhu ini, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia dan balita. Menggunakan pakaian hangat saat malam dan menjaga kondisi tubuh menjadi langkah antisipasi sederhana menghadapi cuaca dingin ekstrem ini. (Edwin Adji)
Editor : JTV Pacitan