JEMBER - Situs Duplang yang berada di Desa Kamal, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember, menyimpan jejak sejarah peradaban kuno dari masa megalitikum. Di balik potensi edukatif dan nilai budayanya, situs ini justru nyaris terlupakan dan belum mendapatkan perhatian serius dari pemerintah.
Situs yang terletak di tengah area persawahan ini masih menyimpan ribuan struktur bebatuan megalitik dari batu andesit. Beberapa di antaranya adalah dolmen, yakni susunan batu yang menyerupai meja dan diyakini digunakan sebagai kuburan batu.
Tak jauh dari sana, berdiri batu menhir setinggi lebih dari satu meter. Batu ini dipercaya digunakan untuk keperluan religi, sebagai simbol pemujaan terhadap roh nenek moyang. Ada pula batu kenong, jenis batu megalitik paling banyak ditemukan di kawasan ini. Bentuknya unik, kerucut dengan tonjolan di bagian atas dan lubang di bagian bawah, mirip alat musik kenong dalam gamelan Jawa.
Baca Juga : Bupati Banyuwangi Bidik Pengembangan Sport Tourism di Waduk Bajulmati
Meski memiliki nilai sejarah yang tinggi, keberadaan Situs Duplang justru makin jarang dikunjungi. Kurangnya promosi, perawatan, dan infrastruktur membuat situs ini tampak terbengkalai. Warga setempat berharap pemerintah turun tangan untuk menyelamatkan situs bersejarah ini.
“Keinginan masyarakat disini, kalau bisa batu-batu ini ditata lebih baik dan dibangun Musium. Situs Duplang ini punya potensi besar untuk wisata sejarah yang bisa menarik wisatawan, termasuk dari luar negeri,” ujar Kusnadi, warga sekitar.
Hal senada disampaikan Diki, salah satu pengunjung asal Lumajang yang mengaku datang untuk mengisi waktu luang sekaligus belajar sejarah.
Baca Juga : Libur Lebaran Ketupat Jumlah Pengunjung di Wisata Pelang Tuban Membludak
"Saya datang untuk wisata sekaligus belajar sejarah dan hal baru. Apalagi batu-batu disini unik, berbeda dengan jenis batu lainnya," ujarnya.
Diki berharap Situs Duplang bisa dikelola lebih profesional agar menjadi destinasi wisata unggulan, tak hanya untuk wisatawan lokal, tapi juga mancanegara.
Kini, harapan warga bertumpu pada kepedulian pemerintah agar Situs Duplang tak sekadar jadi saksi bisu sejarah, tetapi juga menjadi sumber pengetahuan dan daya tarik wisata budaya yang membanggakan.
Editor : A. Ramadhan