SURABAYA - Kemunculan Gimik politik untuk merebut simpati dan hati para calon pemilih pemula dan pemilih muda mendapat sorotan Suko Widodo, Ketua Komunikolog Indonesia. Menurut Suko, munculnya gimik politik seperti sebutan selepet, gemoy, hingga salam Hunger Games merupakan hal baru bagi pemilih pemula dan muda.
Meski begitu, lanjut Suko, pemilih muda sudah cukup mengenal simbol gimik. Namun, tak sedikit juga yang belum paham akan ada fenomena yang tengah ramai ini.
"Kami dari komunikolog Indonesia telah melakukan survei dan mendapatkan data bila pemilih muda cukup mengenal simbol-simbol gimik yang bukan substansi," ujar Suko dalam sosialisasi dan pendidikan pemilih Pemilu 2024 di FISIP Unair, Selasa (5/12/2023).
Suko yang juga pakar komunikasi Unair ini menambahkan para pemilih pemula dan pemilih muda ini masih belum mengetahui visi dan misi para calon. Hal ini yang membuat pemilih pemuda dan pemilih pemula ini gelisah.
“Saya melihat pemilih pemula dan muda gelisah. Anak muda saat ini dianggap permisif. Mudah menerima politik uang. Karena itulah, dalam sosialisasi ini kami menguatkannya dengan literasi pemilih cerdas agar mereka tidak terpengaruh,” kata Suko yang mengajak agar pemilih pemula dan pemilih muda tidak terpengaruh gimik politik.
Sementara itu, Rochani, anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur Divisi SDM dan Litbang, menyebut daftar pemilih tetap (DPT) untuk Pemilu 2024 didominasi pemilih pemula dan pemilih muda.
Berdasarkan data dari KPU Jatim, jumlah pemilh pemula dan pemilih muda didominasi pada kelompok usia 17-40 tahun dengan total sebesar 60 persen.
“Trennya di semua daerah seperti itu, di kabupaten/kota, sedangkan nasional 52 persen,” kata Rochani dalam
Menurutnya, kesadaran untuk berpartisipasi di pemilu tidak hanya hadir di TPS saja, tetapi mengambil peran strategis dengan bergabung menjadi anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
“Kami telah membuka seleksi terbuka anggota KPPS 11 Desember 2023. Kami berharap komposisi KPPS selain diisi tokoh masyarakat, ada teman-teman pelajar dan mahasiswa,” ucapnya.
Salah satu mahasiswa FISIP Unair Elsani Putri mengaku tertarik menjadi anggota KPPS termotivasi dari orang tuanya. Selain itu, sebagai pemilih pemula dan generasi muda punya peluang besar untuk negara.
“Orang tua menjadi anggota KPPS, saya ikut termotivasi dan mendaftar. Kebetulan baru pertama memilih juga,” kata dia.
Elsani mengajak para generasi muda mencalonkan sebagai KPPS. Dia beranggapan bahwa generasi muda punya peluang besar untuk negara.
“Sebagai agen perubahan, pemimpin masa depan berawal dari pemuda. Kuliah, organisasi, dan kegiatan untuk negara tidak mengganggu proses kita menjadi generasi yang maju,” pungkasnya.(Selvi Wang)
Editor : M Fakhrurrozi