PACITAN - Para calon siswa Sekolah Rakyat di Kabupaten Pacitan mengikuti serangkaian tes sebagai bagian dari persiapan memasuki tahap Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun ajaran 2025/2026, Senin (14/07) pagi.
Kegiatan diawali dengan tes lari sejauh 2 kilometer mengelilingi area Pendopo Kabupaten Pacitan. Setelah itu, para siswa menjalani pemeriksaan kesehatan yang mencakup pengukuran berat dan tinggi badan, serta pengecekan kondisi jantung, tekanan darah, mata, telinga, dan gigi. Terlihat para orang tua turut mengantarkan dan mendampingi anak-anak mereka dalam proses tersebut.
Pembukaan resmi MPLS Sekolah Rakyat digelar secara daring dan serentak di 100 titik sekolah rakyat di seluruh Indonesia. Menteri Sosial Republik Indonesia hadir secara virtual untuk membuka kegiatan tersebut.
Analisa Kebijakan Kementerian Sosial RI, Rinto Indratmoko, menyampaikan bahwa tahap MPLS bertujuan menggali potensi siswa sejak dini. “Di tahap ini, kami ingin mengetahui potensi apa yang dimiliki setiap siswa, bakat apa yang bisa dikembangkan, sekaligus menanamkan kedisiplinan dan mulai mengenalkan materi-materi pendidikan khas sekolah rakyat,” ujar Rinto.
Baca Juga : Tinjau Hari Pertama Masuk Sekolah Rakyat, Gubernur Khofifah Komitmen Putus Kemiskinan Lewat Pendidikan
Lebih lanjut, Rinto menjelaskan bahwa pendidikan di Sekolah Rakyat tidak hanya berorientasi pada akademik, tetapi juga pembentukan karakter dan keterampilan hidup. “Kami ingin menciptakan ruang tumbuh yang menyeluruh bagi anak-anak ini. Tidak hanya pintar secara akademis, tetapi juga punya empati, tanggung jawab sosial, dan keterampilan praktis untuk masa depan mereka,” katanya.
Setelah kegiatan pembukaan MPLS, sebanyak 100 calon siswa sekolah rakyat di Pacitan dijadwalkan memasuki asrama yang berlokasi di kompleks Panti Werdha, tidak jauh dari gedung sementara Sekolah Rakyat di Kecamatan Pacitan.
Program Sekolah Rakyat merupakan salah satu terobosan pendidikan yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo melalui Kementerian Sosial untuk menjangkau anak-anak dari keluarga rentan dan kurang mampu, dengan pendekatan asrama dan kurikulum berbasis karakter dan keterampilan hidup. (Edwin Adji)
Editor : JTV Pacitan