SURABAYA - Minnara merupakan band yang ter-influence dari musik pop rock alternatif era 1990-an hingga 2000-an, Grup band asal Surabaya ini ternyata memiliki kisah unik di balik awal terbentuknya.
Berawal dari sekumpulan teman sekantor yang memiliki kecintaan yang sama terhadap musik, Minnara terbentuk pada akhir tahun 2020, tepat di tengah pandemik COVID-19.
Waktu yang cukup banyak dihabiskan di rumah membuat mereka semakin intensif bermusik dan akhirnya memutuskan untuk serius membentuk sebuah band.
Nama Minnara sendiri diambil dari bahasa Sanskerta yang berarti pencuri hati, sebuah harapan agar musik mereka dapat memikat hati para pendengar.
Baca Juga : Konser Gratis Surabaya, Nikmati Penampilan Tiara Andini hingga D'Masiv di Diskofest 2024
Saat ini, Minnara terdiri dari tiga personel dengan satu vokalis dan dua player. Sempat berganti vokalis, kini vokal Minnara diisi oleh Alifekacahya yang memiliki suara merdu.
Tak lama sejak bergabungnya Alifekacahya pada 2023 lalu, muncul lagu baru yang berjudul "HeartBeat". Lagu ini juga sempat dijadikan soundtrack film Hi, December!.
Tak hanya itu, Minnara sudah memiliki beberapa lagu lainnya yang diproduksi langsung secara mandiri. Karya dari Minnara ini dari genre pop, ballad, dan alternatif rock.
Baca Juga : Minnara, Grup Band asal Surabaya Siap Luncurkan MV Terbaru November Mendatang
Minnara telah merilis single pada tahun 2020. Dua tahun kemudian, Minnara melanjutkan perjalanan kariernya dengan meluncurkan album mini perdana.
“Yang sudah release sekarang ada lima lagu, tetapi lagu yang ada di Spotify ada enam lagu dan belum dipromosikan kalau memang sudah release," ungkap Imanuel Brilian sebagai salah satu player Minnara.
Baca Juga : Mirelle G. Edith, Penyanyi Muda Berbakat yang Piawai Mainkan 4 Alat Musik dan Ciptakan Lagu
"Lagu-lagunya ada ‘Simple Life’, ‘To’, ‘Redam’, ‘Still Linger’, ‘HeartBeat’, dan ‘2020’."
“Udah ada mini album. Judul mini albumnya Still Linger. Di mini album tersebut ada empat lagu. Yang pertama lagu ‘Simple Life’. Terus kedua itu ada ‘Still Inger’, yang ketiga ‘Redam’, dan yang keempat ‘To’,” lanjutnya.
Barry Junius, song writer sekaligus player di Minnara, mengungkapkan makna lagu yang ditulisnya terinspirasi dari kehidupan sehari-hari di sekitarnya dan pengalaman pribadinya.
Baca Juga : Kenalan Dengan Bocah Multitalenta, Nathasia Djong
Lagu pertama berjudul "Simple Life" yang rilis tahun 2020 ini tentang pencarian kehidupan yang sederhana, tetapi terlalu sulit dijalani.
Terdapat lagu kedua yang berjudul "Still Linger" yang rilis tahun 2022 memiliki makna tentang memori-memori yang masih melekat, tidak bisa lepas.
Dalam menulis lagu ini, Barry Junius mendapatkan inspirasi dari curhatan-curhatan yang pernah didengarnya.
Baca Juga : Kolaborasi Manis 40 Gitaris Surabaya bawakan lagu Rek ayo rek
Minnara juga memiliki satu-satunya lagu dalam Bahasa Indonesia, yaitu "Redam" yang rilis pada tahun 2022 sebagai lagu ketiganya.
Lagu ini seperti monolog pada diri sendiri, menggambarkan diri kita yang berusaha menenangkan diri sehingga pada akhirnya bisa mengontrol diri sendiri.
Dari lirik lagunya tersebut, makna mendalam dari "Redam" ini terpilih menjadi soundtrack film Hi, December! bersamaan dengan lagu "Heartbeat".
Pada lagu keempatnya berjudul "To", yang juga rilis pada 2022, lagi-lagi terinspirasi dari pengalaman pribadi Barry Junius.
Lagu ini bercerita tentang kekalutan sahabat Barry Junius yang dulunya terkena penyakit Skizofrenia, yakni gangguan mental berat yang dapat memengaruhi tingkah laku, emosi, dan komunikasi.
Tak berhenti pada lagu-lagu yang sudah rilis, Minnara juga tengah bersiap merilis Music Video (MV) untuk lagu berjudul "2020" pada bulan November mendatang.
Lagu ini bercerita tentang rasa penyesalan terhadap kehilangan dan menginginkan waktu dapat berputar kembali.
Konsep MV "2020" sendiri sangat unik. Dengan dominasi warna putih yang melambangkan situasi pandemik COVID-19, serta properti-properti yang merepresentasikan kehidupan di masa pandemik,
Lagu ini seakan menjadi refleksi perjalanan Minnara sejak awal terbentuk pada tahun 2020 lalu.
Terciptanya karya-karya Minnara tak terlepas dari dedikasi tinggi oleh para personelnya. Mereka rutin menyisihkan waktu 1–2 kali seminggu untuk berlatih, bahkan lebih intensif menjelang pertunjukan.
Alifekacahya, sang vokalis, mengungkapkan harapannya agar Minnara dapat terus berkarya dan memberikan yang terbaik bagi para pendengar.
"Yang pasti kedepannya semoga apa yang sudah kita rencanakan dapat berjalan mulus, memberikan hasil yang maksimal, dan juga kita bisa terus enjoy menjalani apapun yang kita lakukan," ujarnya.
Senada dengan Alifkacahya, Imanuel Brilian, berharap karya-karya Minnara dapat menyentuh hati para pendengar.
"Harapannya karya-karya Minnara ini bisa semakin luas, ya. Didengar oleh pendengar harapannya juga karya-karya Minnara ini juga bisa melekat ke perasaan orang yang mendengar itu karena memang tujuannya bikin lagu ini tuh untuk menyampaikan perasaan," ungkapnya.
Sementara itu, Barry Junius, sang songwriter sekaligus player, mengungkapkan keinginannya untuk segera merilis album penuh.
"Rencana yang mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa realisasi, sih album, ya. Kita lagi proses bikin album. Full album kali ini," tuturnya.
"Jadi formatnya akan full album. Bikin lagunya sekitar 7–8 dan sekarang lagi on going prosesnya. Itu dulu semoga bisa segera terealisasi sih," imbuhnya.
Tak hanya itu, Minnara tak hanya puas dengan merilis album. Setelah album penuh mereka selesai, rencana tur ke berbagai kota pun sudah disiapkan.
Para penggemar dapat menantikan penampilan langsung Minnara Band dan merasakan langsung energi musik mereka.
Nantikan karya-karya dari Minnara di akun Instagram @minnaramusic untuk update terbaru seputar karya-karya mereka.
Editor : Khasan Rochmad