SURABAYA - ARTSUBS 2024 sebagai acara penuh inspirasi dan edukatif menghadirkan talkshow eksklusif bersama seniman batik ternama, Agus Ismoyo dan Nia Fliam.
Talkshow ini dimulai dengan sambutan hangat oleh Asmudjo J. Arianto, selaku Art Director ARTSUBS 2024, yang menyambut Agus Ismoyo dan Nia Fliam,
Agus Ismoyo dan Nia Fiam merupakan seniman yang sudah berkarya selama puluhan tahun sebagai dwitunggal batik dalam studio Brahma Tirta Sari.
Studio batik ini yang didirikan oleh sepasang suami istri tersebut sejak 40 tahun lalu, tepatnya pada tahun 1985.
Dalam sesi talkshow, Agus Ismoyo dan Nia Fliam berbagi kisah perjalanan tentang pendirian studio Brahma Tirta Sari.
Mereka memegang prinsip tumbuh mengakar, yaitu prinsip untuk mengembangkan batik melalui perpaduan antara seni modern yang dibawa Nia Fliam dari Amerika, dan seni tradisonal yang dibawa Agus Ismoyo dari Yogyakarta dalam membangun studio batiknya.
Seniman dwitunggal batik ini juga membagikan pandangan mendalam mengenai filosofi batik, khususnya motif tradisional yang kaya makna, seperti motif semen.
Menurut mereka, motif batik tidak sekadar gambar, tetapi juga ajaran yang menghubungkan kita dengan tiga alam: diri sendiri, alam semesta, dan mikrokosmos.
Mereka menekankan pentingnya "kesadaran," di mana manusia harus tumbuh dalam dua arah: mengakar ke bumi sekaligus berkembang tinggi, seperti batang dan ranting yang menjulang.
Hal ini menggambarkan prinsip nyawiji dalam konsep Jawa, yaitu tumbuh menyatu dalam satu kesadaran.
Para peserta juga diajak memahami karya-karya berfilosofi tinggi lainnya yang dihasilkan oleh Agus Ismoyo dan Nia Fliam, termasuk:
1. Beras Mutah (1993)
Motif ini melambangkan spirit dan harapan batin serta cita-cita.
2. Motif Api Merah (1994)
Menggambarkan semangat Agus Ismoyo dan istrinya, motif ini diambil dari motif tradisional parang.
3. Motif Sekar Jagad (1995)
Motif ini mengeksplorasi motif tradisi.
4. Dhandang Gula (1995)
Sebuah kreasi kolaboratif antara Agus dan Nia bersama suku Aborigin Australia.
5. Motif Gandrung
Berasal dari masyarakat Jogja, motif ini mencerminkan kehidupan sosial dan budaya yang dinamis.
Talkshow ini diakhiri dengan pesan mendalam dari Agus Ismoyo dan Nia Fliam mengenai pentingnya seni batik sebagai refleksi kehidupan manusia dan cara berpikir yang mendalam.
Bagi keduanya, media batik adalah seorang guru, di mana setiap motif menceritakan kisah tentang harmoni, kesadaran, dan penghormatan terhadap alam serta warisan budaya.
ARTSUBS 2024 sekali lagi sukses menyuguhkan konten yang mendidik dan menginspirasi, memperkuat peran seni batik dalam melestarikan budaya Indonesia di mata dunia.
Editor : Khasan Rochmad