SURABAYA - Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan tengah menjadi trendsetter di kalangan pemuda Jawa Timur, pasca digelarnya UNAIR SDGs Festival 2023 pada 20–22 November 2023.
Rangkaian Agenda yang berlangsung selama tiga hari ini berisi Seminar Internasional dan Talkshow SDGs, Launching Buku Referensi Unair SDGs Series, Kompetisi Nasional rekomendasi Policy Brief SDGs untuk pemangku kepentingan di Indonesia, Pemilihan UNAIR SDGs Ambassador, serta Pameran Booth Inovasi SDGs dari Fakultas dan NGO.
SDGs begitu diminati kalangan muda, hal ini terbukti dengan membludaknya peserta yang mendaftar pada agenda tersebut. Awalnya, pendaftaran hanya dibuka untuk 500 peserta saja, namun akibat tingginya animo peserta maka pendaftaran dibuka hingga terakhir berjumlah 1140 pendaftar.
Mengapa SDGs menarik di kalangan anak muda?
Baca Juga : Surat Pembekuan Resmi Dicabut, BEM FISIP UNAIR Ajak Mahasiswa Tetap Berani Kritis
Tidak seperti musik dan fesyen, Agenda SDGs menawarkan ruang aktualisasi, bahkan aksi konkret bagi generasi muda untuk berkontribusi nyata dalam mengatasi isu-isu global seperti pengentasan kemiskinan, pendidikan berkualitas, kesetaraan gender, dan perlindungan lingkungan dengan solusi-solusi kekinian.
Pemuda yang dikenal dekat dengan dunia digital bahkan mampu membuat transformasi sosial dengan platform media sosial yang memberikan dampak besar bagi kesadaran Masyarakat Indonesia.
Bagaimana anak muda mengambil peran?
Baca Juga : Imbas Kritik Pelantikan Prabowo-Gibran Lewat Karangan Bunga, BEM FISIP Unair Dibekukan
Jika ditelisik secara historis, pemuda memang selalu menjadi agent of change, agent of development, dan agent of modernization. Barang tentu, wajar jika peran penting anak muda adalah mutlak.
Di ruang akademis, anak muda dapat berkontribusi serta mengaplikasikan SDGs ke dalam Tridharma Perguruan Tinggi, atau sederhananya adalah tiga kewajiban yang harus dilakukan dan dicapai oleh perguruan tinggi.
Adapun detailnya adalah Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan, dan Pengabdian Kepada Masyarakat yang kesemuanya direformulasi agar sesuai dengan target dan indikator yang mendukung SDGs.
Baca Juga : Tingkatkan Desa Wisata Sidoharjo dengan Pelatihan Digital Marketing
Sementara di luar ruang akademis, anak muda dapat bergabung dengan komunitas, NGO, dan organisasi yang mendukung target dan indikator SDGs. Sebagai contoh aksi nyata yang dilakukan oleh Ecoton, sebuah lembaga independen yang bergerak di bidang lingkungan hidup, terutama pada daerah aliran sungai.
Berkontribusi terhadap SDGs tidaklah rumit, membuang sampah pada tempatnya sudah merupakan kontribusi nyata dalam mendukung SDGs, karena agenda ini meliputi semua lini kehidupan manusia.
Untuk mulai berkontribusi pada SDGs, langkah awalnya adalah memahami lebih dulu tentang Goals dan implementasinya. (*)
Editor : Iwan Iwe