SURABAYA - Kain sutra selama ini identik dengan bentuknya yang halus dan lembut, ternyata produk sutra yang dibuat oleh Arianto Nugroho memiliki karakter berbeda, kasar, tebal dan memiliki keunggulan yang bahkan diakui dunia yakni ramah lingkungan dan zero limbah.
Produk sutra buatan warga Desa Sentul Purwodadi Pasuruan teksturnya kasar dan tebal, namun produk sutra besutan pria yang akrab disapa Atok ini justru lebih ramah lingkungan, zero limbah, serta sustainable. Hal itulah yang membuat produk dengan brand Kupu Sutera ini lebih diminati masyarakat, bahkan tembus pasar ekspor, hingga kerap ikut even pameran bergengsi seperti di Presidensi G20 Indonesia di Bali beberapa waktu lalu.
Atok saat dihadirkan di Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Jawa Timur menyampaikan, ulat yang dibudidayakan untuk produk ini adalah ulat sutra jenis Samia cynthia ricini, Berbeda dengan produk sutra lain yang makanan utamanya daun murbei. "kalau ulat kami makannya daun jarak dan pembuatan produk dari ulat sutra ini memakan waktu cukup lama, untuk membudidayakan ulat hingga kepompongnya bisa dipanen saja, dibutuhkan waktu 24 hari," ungkapnya.
"selain itu Pupa dan kepompong dipisahkan, berbeda dengan ulat sutra yang lain, ini yang membuat produknya sustainable karena ulatnya tidak dimatikan, Selain itu juga tidak menggunakan campuran bahan kimia," tegasnya.
Baca Juga : Eksotisme Africa Van Java Baluran Diminati Investor China
Lebih lanjut pria yang berusia 47 tahun ini menjelaskan, produksi Kupu Sutera yang ia kelola ini banyak melibatkan warga masyarakat dengan ekonomi bawah, total ada 200 orang warga tak mampu yang dilibatkan untuk budidaya ulat sutra samia ini. Tidak hanya itu, khusus dalam proses pemintalan benang, dirinya sengaja mengajak kerjasama masyarakat dengan keterbatasan atau disabilitas. "Setidaknya ada 30 orang tenaga disabilitas yang ikut membantu proses produksi Kupu Sutera," ujarnya.
"Kelebihannya produk sutra ini tidak hanya kuat tapi juga dijamin awet dan untuk membedakan keasliannya, bisa dengan dibakarkan pada api, produk sutra ini tidak bisa terbakar, bahkan bekas terkena apinya bisa dibersihkan," imbuh ya.
Atok menuturkan, produknya tidak hanya sudah menjangkau pasar nasional, bahkan juga internasional, sudah ekspor ke Australia dan Amerika, dan Dalam waktu dekat akan ekspor ke Jepang, bahkan beberapa kali pernah diorder untuk Presiden Joko Widodo, jajaran Menteri dan tokoh nasional.
Baca Juga : Kembangkan Produk Ulat Sutra Samia Ramah Lingkungan Tembus Pasar Antar Benua
Sementara itu, Kepala Brida Jatim Andriyanto mengatakan Atok dengan produk Kupu Sutera sengaja didatangkan ke Brida Jatim Show untuk dikenalkan ke masyarakat sebagai produk inovasi yang memiliki kautentikan dalam setiap proses produksinya dan berhasil masuk 30 besar Kovablik, karena ada keunikan dan ada perbedaan dibandingkan produk yang lain Yaitu ramah lingkungan.
Andri ingin masyarakat mengetahui dan ada teredukasi. "ke depan Brida tak hanya memfasilitasi, tapi kami juga ingin menjadikan berbagai inovasi masyarakat diexplore dalam kawasan wisata edukasi bagi masyarakat," ujarnya.
Reporter : Dewi Imroatin
Editor: Vita Ningrum