SURABAYA - Dinas Pendidikan Jawa Timur terus berkomitmen memperkuat peran guru Bimbingan Konseling (BK). Salah satunya program Teacher Counselling and Resilience Education (T-Care) dengan berkolaborasi Singapore International Foundation (SIF).
Program yang dirancang sejak tahun 2023 ini untuk membekali guru BK di SMK dengan kemampuan menangani tantangan psikologis siswa. Psikologis ini meliputi kecemasan akademik, kecanduan gim, perundungan, hingga krisis identitas. Pelatihan terbaru berlangsung pada 27–31 Juli 2025 dengan fokus pada penguatan kompetensi dan pendekatan konseling berbasis bukti.
Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Aries Agung Paewai, menegaskan bahwa peran guru BK sangat strategis dalam membangun ketahanan mental siswa. Ia menyebut bahwa kolaborasi lintas sektor seperti dengan Dinkes, Puskesmas, dan lembaga psikososial akan terus diperkuat.
“Guru BK bukan sekadar mendampingi secara akademik, tapi juga sebagai konsultan bagi siswa yang menghadapi tekanan sosial, digital, dan keluarga. Ini butuh dukungan profesional berkelanjutan,” ujar Aries, Minggu (3/8/2025).
Selama tiga tahun, program T-Care telah melatih 100 guru BK dari SMK negeri dan swasta di Jatim. Pada tahun pertama, pelatihan fokus pada dasar konseling modern dan identifikasi kebutuhan siswa. Tahun kedua memperluas materi ke peran keluarga, forum orang tua, hingga kolaborasi dengan pemangku kepentingan. Tahun ketiga, guru mulai mengimplementasikan materi dalam praktik nyata.
Sebanyak 25 guru BK juga berkesempatan melakukan studi banding ke Singapura, untuk memperluas wawasan dan jejaring profesional.
Kabid GTK Dindik Jatim, Ety Prawesti, menyebut program ini berdampak positif pada kreativitas layanan konseling serta peningkatan kerja sama guru BK dengan dunia usaha untuk bimbingan karier siswa.
“Kami melihat perubahan positif pada motivasi dan sikap siswa. Guru BK kini juga lebih mampu memanfaatkan instrumen asesmen yang variatif,” ungkap Ety.
Ke depan, Dindik Jatim berkomitmen mengembangkan model pelatihan berjenjang berbasis master trainer dan platform pembelajaran daring guna memperluas dampak dan replikasi program.
“Kami ingin melahirkan generasi muda yang sehat mental, kuat secara sosial, dan tangguh menghadapi tantangan zaman,” tutup Aries. (*)
Editor : M Fakhrurrozi