MAGETAN - Musim kemarau panjang yang masih melanda kawasan Magetan berdampak signifikan pada penyusutan debit air di Telaga Sarangan.
Penurunan debit air pada Selasa (17/9/2024) membuat sebagian tanah dan bebatuan di tepi telaga mulai terlihat, sehingga pinggiran telaga tampak mirip dengan pantai yang surut.
Menurut Eko Yulianto, Petugas Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air III Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, debit air di Telaga Sarangan berkurang hingga 20 persen selama kemarau.
"Debit air berkurang sekitar 20 persen, karena juga digunakan untuk irigasi dan operasional pabrik gula;" ungkapnya.
Baca Juga : Antisipasi Pohon Tumbang, DLH Magetan Pangkas Ranting di Jalur Ngawi-Magetan
Penurunan ini tidak hanya disebabkan oleh faktor cuaca, tetapi juga karena air telaga masih digunakan untuk operasional Pabrik Gula Rejosari serta irigasi lahan pertanian warga.
Namun, Eko menjelaskan bahwa penggunaan air dari telaga sudah diperhitungkan, dengan batasan debit air minimal yang harus dijaga.
Diketahui, jika volume air mencapai 7,5 meter kubik dari elevasi dasar permukaan maka akses pintu air Telaga Sarangan akan ditutup.
Baca Juga : Peringati Hari Batik Nasional, Perajin Batik Magetan Pamerkan Karya Unik
Pintu air ke Pabrik Gula Rejosari sendiri dijadwalkan akan ditutup pada akhir September 2024, bersamaan dengan berakhirnya proses giling tebu.
Langkah ini diharapkan tidak akan mengganggu pasokan air bagi lahan pertanian warga, terutama menjelang musim tanam ketiga.
Meskipun kemarau panjang berlanjut, pemantauan terhadap kondisi debit air terus dilakukan untuk memastikan pasokan air tetap mencukupi bagi semua kebutuhan.(Aikal Udha/Selvina Apriyanti)
Baca Juga : Mulai Dikerjakan, Pembangunan Sirkuit Balap Magetan Ditargetkan Rampung 22 Desember
Editor : Iwan Iwe