TRENGGALEK - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Trenggalek terus meningkat, dengan total 1.071 kasus sepanjang tahun 2024. Dari jumlah tersebut, satu pasien dilaporkan meninggal dunia. Peningkatan kasus juga kembali terjadi di awal tahun 2025, dengan 25 kasus baru tercatat pada minggu pertama Januari.
Menurut Dinas Kesehatan Trenggalek, lonjakan kasus DBD dimulai sejak awal tahun 2024 hingga Juni, dengan rata-rata lebih dari seratus kasus setiap bulan. Peningkatan ini diprediksi sebagai bagian dari siklus epidemi lima tahunan, yang sebelumnya juga pernah terjadi pada tahun 2019.
Sebagian besar kasus terkonsentrasi di tiga kecamatan, yaitu Gandusari, Karangan, dan Dongko. Hingga saat ini, puluhan pasien masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Trenggalek serta sejumlah Puskesmas setempat.
Untuk menangani lonjakan kasus DBD, Dinas Kesehatan Trenggalek telah mengintensifkan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN), seperti abatisasi (penaburan larvasida) dan pengasapan (fogging) di wilayah yang teridentifikasi rawan penularan. Sunarto, Kepala Dinas Kesehatan Trenggalek, mengimbau agar warga lebih aktif menjaga kebersihan lingkungan sekitar dan menghindari tempat-tempat yang dapat menjadi sarang nyamuk, seperti genangan air.
Baca Juga : Kasus Demam Berdarah di Trenggalek Tembus 1.071, Dinas Kesehatan Imbau Warga Waspada
"Langkah-langkah pencegahan harus dilakukan bersama-sama. Kebersihan lingkungan adalah kunci utama untuk memutus rantai penularan," ujar Sunarto.
Pihak Dinas Kesehatan juga mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap gejala-gejala DBD, seperti demam tinggi, nyeri sendi, dan ruam kulit. Masyarakat diminta segera melapor ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala tersebut, untuk mendapatkan penanganan medis lebih cepat. (Hammam Defa)
Editor : JTV Kediri