Globalisasi mendorong masyarakat untuk terus meningkatkan standar hidup, meski kondisi finansial sering kali tidak sepadan dengan keinginan tersebut. Hal ini menumbuhkan pola konsumsi instan, di mana banyak orang memilih pinjaman online (pinjol) sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup yang tinggi. Pinjaman online adalah platform penyedia dana cepat dengan syarat mudah, awalnya dihadirkan untuk membantu kebutuhan mendesak, namun kini sering disalahgunakan untuk keperluan konsumtif.
Saat ini, platform pinjaman online semakin mudah dijumpai, termasuk yang telah diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Bagi penyedia jasa, semakin besar nominal pinjaman yang disetujui, semakin menguntungkan bagi mereka, tanpa memedulikan tujuan pinjaman tersebut. Hal ini mengakibatkan banyak generasi muda yang tergiur untuk memanfaatkan pinjol demi memenuhi standar gaya hidup atau tren sosial.
Tren ini terutama rentan di kalangan anak muda yang mudah tergoda oleh iklan dan gaya hidup tinggi, sering kali karena gengsi atau sekadar takut ketinggalan (fomo). Dampaknya dapat menimbulkan masalah finansial serius, bahkan menambah beban bagi diri sendiri dan keluarga jika tak mampu mengendalikan keinginan konsumtif yang tidak sesuai kondisi keuangan.
Proses pinjaman online sendiri memang sangat mudah: pengajuan nominal pinjaman dilakukan, disetujui, dan dana segera cair setelah memberikan jaminan. Namun, dengan kemudahan ini, banyak orang terjerat utang, kehilangan aset berharga, atau menghadapi tekanan psikologis akibat beban pinjaman yang tidak terbayar.
Faktor-faktor Penyebab Masyarakat Terjerat Pinjaman Online:
1.Pengaruh lingkungan sosial.
2.Kurangnya pemahaman akan risiko pinjaman online.
3.Tekanan dari media sosial.
Contohnya adalah kasus 58 mahasiswa UMY yang terjerat pinjol demi membeli HP hingga motor (CNN: “58 Mahasiswa UMY Terjerat Pinjol Demi Membeli HP hingga Motor”). Kasus ini menunjukkan betapa tingginya gengsi gaya hidup, khususnya di kalangan muda. Fenomena ini seharusnya menjadi pelajaran penting untuk lebih bijak dalam mengambil keputusan finansial.
Tips Agar Bijak Menggunakan Pinjaman Online:
1.Pastikan platform pinjaman telah berizin dari OJK untuk menghindari layanan ilegal.
2.Pahami syarat dan ketentuan yang berlaku, terutama bunga yang ditetapkan.
3.Pertimbangkan kemampuan membayar secara matang agar tidak terjebak kesulitan finansial di kemudian hari.
Kesimpulan: Pinjaman online bisa menjadi solusi yang tepat jika digunakan untuk kebutuhan mendesak dan bukan sekadar gaya hidup. Bijaklah dalam mempertimbangkan setiap risiko agar tidak terjerat utang yang membebani di masa depan. Pahami risiko pinjaman online dan gunakan hanya jika benar-benar diperlukan, bukan demi gengsi atau gaya hidup tinggi. (*)
*) Raras Puspa, mahasiswa UNESA asal Surabaya.
Editor : Iwan Iwe