SURABAYA - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) melakukan kunjungan khusus ke Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Rabu (22/10/2025).
Kunjungan ini dilakukan atas undangan dari ITS sebagai bagian dari upaya memperkenalkan produk-produk inovasi kampus tersebut yang berkaitan dengan pengembangan dan hilirisasi industri kelapa sawit.
Kegiatan yang berlangsung di Aula Galeri Riset dan Inovasi Teknologi (GRIT) ITS, Gedung Pusat Riset ITS, Kampus Sukolilo, Surabaya ini dihadiri oleh Bendahara Umum GAPKI Mona Surya dan Kom. Perguruan Tinggi GAPKI Tirza Samola.
Keduanya hadir untuk melihat langsung hasil riset dan inovasi yang dikembangkan ITS di bidang sawit, sekaligus membuka peluang kolaborasi dengan kalangan industri.
Baca Juga : ITS Kukuhkan 6.993 Mahasiswa Baru, RoboDog Curi Perhatian
Kedatangan disambut oleh Direktur Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat Fadlilatul Taufany, S.T., Ph.D. bersama para peneliti sawit dari ITS. Beberapa peneliti tersebut diantaranya juga merupakan mentor peserta Hackhathon Sawit Nasional 2025 yang diselenggarakan oleh GAPKI bersama BPDP yaitu Dr.Rachmad Setiawan S.T.,M.T. dan Ir. Achmad Holil Noor Ali, M.Kom serta Prof. Dr. I Ketut Eddy Purnama, S.T.,M.T. sebagai salah satu dewan juri.
Mona Surya menyampaikan bahwa GAPKI menyambut baik langkah ITS dalam mengembangkan berbagai inovasi yang dapat mendukung sektor kelapa sawit nasional.
“Kami ingin mengetahui lebih dalam inovasi apa saja yang sudah dihasilkan ITS dan bagaimana penerapannya bisa membantu pelaku industri sawit di lapangan. GAPKI tentu sangat mendukung upaya kolaborasi riset dengan perguruan tinggi,” ujar Mona.
Baca Juga : Tiga Mahasiswa Statistika ITS Raih Gelar Ganda Lintas Benua
Salah satu inovasi yang mendapat perhatian dalam kunjungan tersebut adalah teknologi digital untuk mendeteksi penyakit Ganoderma — penyakit mematikan yang sering menyerang tanaman sawit berusia tua. Teknologi ini dinilai berpotensi besar membantu petani dan perusahaan dalam menjaga produktivitas kebun sawit di Indonesia.
Selain itu, ITS juga telah mengembangkan sejumlah teknologi lain yang mendukung sektor sawit, termasuk riset terkait efisiensi proses panen dan pengolahan hasil sawit. GAPKI berharap hasil riset tersebut dapat diterapkan oleh perusahaan perkebunan sawit, baik skala besar maupun kecil.
“Kami berharap ITS dapat menjalin kerja sama lebih erat dengan dunia industri, agar hasil riset dan penelitiannya benar-benar bisa diterapkan di lapangan,” tambah Mona.
Baca Juga : Menteri ESDM Resmikan Migas Corner ITS Berbasis Metaverse
ITS sendiri termasuk salah satu perguruan tinggi yang aktif melakukan inovasi di bidang kelapa sawit dan telah menerima pendanaan penelitian dari Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP). Dari pertemuan tersebut, ITS berharap dapat memahami secara lebih spesifik kebutuhan pelaku industri, sehingga inovasi yang dihasilkan dapat tepat guna dan benar-benar diimplementasikan oleh pengguna di sektor sawit. (*)
Editor : Iwan Iwe