TRENGGALEK - Sebanyak tiga kecamatan di Trenggalek masuk dalam wilayah rawan terdampak bencana gempa dan tsunami. Hal ini membuat BPBD Trenggalek terus melakukan kesiapsiagaan dengan membuat sebuah dokumen SOP penanggulangan bencana.
BPBD bersama BNBP, BMKG, Basarnas, dan para relawan melakukan semiloka untuk membuat SOP penanggulangan bencana gempa dan tsunami.
Kepala pelaksana BPBD Trenggalek, Stefanus Triadi mengatakan, bahwa SOP ini akan menjadi panduan apa yang harus dilakukan jika terjadi bencana gempa dan tsunami. Terdapat 17 desa di Trenggalek yang rawan terdampak bencana gempa dan tsunami. Belasan desa tersebut tersebar di tiga kecamatan.
17 desa yang menjadi daerah rawan juga sudah mendapatkan pembekalan terkait antisipasi dan penanggulangan bencana. Bahkan desa tersebut kini sudah menjadi desa tangguh bencana agar bisa mandiri ketika suatu saat terjadi bencana.
Baca Juga : Gempa Magnitudo 4,9 Tidak Berpotensi Tsunami Guncang Malang
“Kegiatan semiloka ini merupakan kegiatan contigency gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Trenggalek. Kita difasilitasi BNBP secara serempak untuk dilaksanakan di 30 kabupaten se-Indonesia,” ucap Stefanus Triadi.
Saat ini, BPBD memprioritas tiga kecamatan yang terdampak meliputi kecamatan panggul, kecamatan watulimo dan kecamatan pule.
Disinggung soal peralatan peringatan dini, Triadi menjelaskan bahwa di kabupaten Trenggalek juga sudah memiliki Early Warning System(EWS) di tiga kecamatan yang masuk dalam peta rawan bencana gempa dan tsunami. (Simon Bagus/Hammam Defa)
Baca Juga : BMKG Pasuruan Laporkan Aktivitas Gempa di Jatim Capai 114 Kejadian
Editor : Iwan Iwe