Rabu Wekasan merupakan salah satu tradisi budaya yang masih dilestarikan, terutama di kalangan masyarakat Jawa.
Tradisi ini adalah peringatan hari terakhir di bulan Safar atau bulan kedua pada kalender Hijriah yang dianggap sebagai hari sial.
Berdasarkan kalender Hijriah yang diterbitkan oleh Kementerian Agama RI, Rabu Wekasan jatuh pada 4 September 2024.
Selain awam dikenal dengan nama Rabu Wekasan, tradisi ini juga disebut dengan Rebo Wekasan dan Rabu Pungkasan.
Makna Rabu Wekasan
Secara tradisi, Rabu Wekasan diyakini sebagai hari yang penuh dengan kesialan atau banyak terjadi malapetaka.
Maka dari itu, sebagian masyarakat yang meyakini tradisi ini melakuan ritual atau amalan-amalan tertentu untuk menyingkirkan kesialan tersebut.
Biasanya, amalan-amalan sunnah dijalankan untuk mendekatkan diri sekaligus meminta pertolongan pertolongan kepada Allah SWT.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk menangkal hal-hal sial yang ditakutkan bakal menimpa kita pada saat Rabu Wekasan.
Oleh sebab itu, banyak disarankan untuk melakukan kegiatan yang berfokus pada ibadah guna meminta keselamatan sekaligus menjauhkan diri dari kesialan.
Amalan Rabu Wekasan
Melansir NU Online, beberapa amalan sunnah dianjurkan untuk dilakukan pada malam sebelum atau saat hari Rabu Wekasan.
Amalan tersebut bisa mulai dilakukan dengan salat sunnah dua rakaat kemudian berdoa kepada Allah SWT meminta keselamatan dan pengampunan.
Setelah itu, banyak-banyak beristigfar dan bisa dilanjutkan dengan membaca Al-Qur'an secara khusyuk.
Sejatinya, dalam Islam tidak ada namanya hari kesialan sebab semua yang terjadi merupakan ketentuan dari Allah SWT.
Tradisi Rabu Wekasan yang sudah menjadi kearifan lokal tidak boleh diyakini secara mentah-mentah. Semua hal harus didasarkan pada keyakinan terhadap Allah SWT.
Dengan demikian, amalan-amalan yang dilakukan saat Rabu Wekasan memang diniatkan untuk beribadah sebagai ikhtiar untuk memohon ampunan dan keselamatan. (*)
Editor : Khasan Rochmad