JEMBER - Puluhan warga Perumahan Grand Permata Indah, Kelurahan Sumbersari, Kabupaten Jember, menggelar aksi protes terhadap pengembang perumahan. Dalam aksinya, warga kompak menempelkan tulisan “Rumah Dijual” di depan rumah masing-masing.

Tak hanya itu, sekitar 30 unit rumah di kawasan tersebut kini sudah dipasangi stiker dan banner besar bertuliskan perumahan bermasalah. Aksi ini sekaligus menjadi pesan terbuka kepada pemerintah daerah agar segera turun tangan.

Protes bermula saat warga mendatangi kantor pengembang, PT Wredatama Tiga Putra, untuk meminta pertanggungjawaban atas fasilitas yang dijanjikan ketika rumah dipasarkan. Namun, kantor pengembang tampak kosong dan tidak berpenghuni. Warga kemudian melanjutkan aksi dengan memasang banner di pintu masuk perumahan.

Ketua RT setempat, Yus Asmoro, menyebutkan fasilitas yang dijanjikan pengembang tidak sesuai dengan realisasi di lapangan.

“Ada beberapa tuntutan terkait fasilitas. Fasilitas yang ada tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Kami sudah beberapa kali melakukan mediasi, meminta bantuan perangkat desa, hingga rapat dengar pendapat bersama dewan, tetapi pihak PT tidak pernah hadir,” ujarnya.

Sejumlah persoalan utama yang dikeluhkan warga antara lain akses jalan masuk yang hanya selebar tiga meter, tidak adanya fasilitas pemakaman umum, ruang terbuka hijau, serta sistem drainase yang buruk. Kondisi ini semakin menyulitkan penghuni yang sudah tinggal lebih dari enam tahun di perumahan tersebut.

Hingga kini, upaya konfirmasi kepada pihak pengembang tidak membuahkan hasil. Kantor perusahaan masih kosong, sementara Direktur Utama PT Wredatama Tiga Putra, Titin, tidak dapat dihubungi meski sudah diupayakan melalui sambungan telepon.

Warga berharap pemerintah daerah segera turun tangan agar masalah ini tidak terus berlarut dan merugikan konsumen yang telah membeli rumah di kawasan tersebut. (Laili Rahmawati)