SUMENEP - Festival Mangrove Jawa Timur ke-VI digelar Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur di Taman Merdeka Kalianget, Desa Kalianget Timur, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep, Madura.
Penyelenggaraan Festival Mangroove ke-VI ini memilih Kabupaten Sumenep yang memiliki 45 persen kawasan eksisting mangrove. Kawasan ini menyimpan potensi manfaat tinggi bagi masyarakat, khususnya di kepulauan. Dengan potensi ini, Gubernur Jawa Timur, Doktor Honoris Causa, Khofifah Indar Parawansa, membawa Festival Mangrove Jawa Timur kali ini hadir di kawasan ujung pulau Madura.
Festival Mangrove Jawa Timur ke-VI ini diselenggarakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan kolaborasi Pemerintah Kabupaten Sumenep, didukung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, PT Garam (Persero), PT Bank Jatim TBK, Universitas Brawijaya, Ikatan Keluarga Alumni (IKA Unair), Yayasan Kebun Binatang Surabaya, korporat, Non Governmental Organization (NGO), serta para pegiat lingkungan di Jawa Timur.
Festival Mangrove ini merupakan salah satu langkah konkret Jawa Timur untuk mendukung komitmen pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 31,89 persen, secara mandiri dan sebesar 43,2 persen, jika memperoleh bantuan dunia internasional sesuai dengan dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) tahun 2022.
Sektor kehutanan memiliki porsi terbesar dalam target penurunan emisi gas rumah kaca melalui program forestry and other land use atau folu, net sink 2030, dalam rangka mewujudkan Net Zero Emission (NZE) tahun 2060, dengan kontribusi sekitar 60 persen pemenuhan target netral karbon atau Net Zero Emission.
Dengan target tersebut, masyarakat Jawa Timur dan seluruh pemangku kepentingan harus terus bergerak mendukung pengelolaan dan perlindungan hutan mangrove di Jawa Timur.
Festival mangroove ini merupakan kerja bersama yang cukup produktif. semakin banyak institusi, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), privat sektor, instansi vertikal, maupun pegiat dan masyarakat yang terlibat aktif dalam proses kolaboratif agar melestarikan ekosistem mangrove terwujud.
Berdasarkan data Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur sejak tahun 2020 hingga 2023, penanaman mangrove di pesisir Jawa Timur terlaksana melalui dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), Anggaran Pendapatan Belanja Negara (Negara) dan dukungan para pihak lainnya, seluas 2.015,08 hektare atau sejumlah 7.108.447 batang bibit mangrove, termasuk penanaman di Festival Mangrove Jawa Timur ke-VI.
Dalam rangkaian Festival Mangroove ke-VI, Gubernur Khofifah memimpin langsung penanaman seremoni 2.500 batang mangrove. sebelumnya, telah ditanam 20.000 batang mangrove di 40 desa pesisir di Kabupaten Sumenep, termasuk di kepulauan.
Gubernur Khofifah juga melakukan penanaman seremoni cemara udang sejumlah 400 batang, pelepasliaran burung air pecuk padi hitam sejumlah 4 ekor, serta burung tekukur 100 ekor, bakti sosial pengobatan gratis bagi masyarakat sekitar, edukasi pelestarian mangrove kepada generasi muda masyarakat sekitar, dan hiburan rakyat.
Tak hanya itu, didirikan 30 stand pameran yang terdiri dari produk-produk hilirirasi ekosistem mangrove yang telah terbangun, gelar inovasi kinerja, kaji terap, produk Kelompok Tani Hutan (KTH) binaan penyuluh kehutanan dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Tidak hanya fungsi ekologi, mangrove memiliki fungsi sosial ekonomi. Festival Mangrove Jawa Timur ini merupakan instrumen kolaborasi untuk memberikan manfaat nyata bagi lingkungan dan ekonomi sosial masyarakat setempat.
Perlu diketahui, festival mangrove ini merupakan seri penutup di tahun 2023. Festival Mangrove Jawa Timur telah diselenggarakan mulai festival mangrove ke-I di Kabupaten Pasuruan, Festival Mangrove ke-II di Kabupaten Sampang, Festival Mangrove ke-III di Kabupaten Sidoarjo, Festival Mangrove ke-IV di Kabupaten Trenggalek, dan Festival Mangrove ke-V di Kota Surabaya. (Yusmana Windarto, Aris Rahmatullah, Usrox Indra)
Editor : Iwan Iwe