Idul Fitri dan Idul Adha adalah dua momen penting dalam agama Islam yang dirayakan di seluruh dunia. Kedua perayaan ini juga menjadi momen yang dinantikan oleh masyarakat untuk berkumpul bersama keluarga dan kerabat, serta berbagi kebahagiaan dengan sesama. Tak hanya itu, kedua momen ini juga menjadi saat yang ditunggu-tunggu oleh pelaku bisnis dan industri di Indonesia, terutama dalam industri ritel dan makanan. Hal ini dikarenaka menurut data Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), pada tahun 2020, permintaan konsumen untuk produk makanan dan minuman meningkat sebesar 30-40% selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Begitu juga dengan hasil survei yang dilakukan oleh Nielsen pada tahun 2019, sebanyak 87% responden di Indonesia yang mengatakan mereka berencana untuk berbelanja untuk mempersiapkan Hari Raya Idul Fitri, dan sekitar 63% dari mereka mengatakan bahwa mereka berencana untuk mengeluarkan lebih banyak uang untuk belanja Lebaran dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Selain itu, data dari Bank Indonesia, pada tahun 2020, juga menunjukan bahwa pengeluaran konsumsi rumah tangga meningkat sebesar 7,49% pada bulan Mei 2020, yang terutama disebabkan oleh peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan Idul Fitri dan Idul Adha.
Data-data tersebut menunjukkan bahwa perilaku konsumen pada saat Idul Fitri dan Idul Adha memang memiliki dampak yang signifikan pada perekonomian di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa momen-momen ini menjadi peluang bagi pelaku bisnis untuk meningkatkan penjualan, namun juga menjadi tantangan bagi mereka untuk memenuhi permintaan konsumen dengan kualitas produk dan layanan yang baik, sebab perilaku konsumen pada saat Idul Fitri dan Idul Adha bisa dikatakan sangat berbeda dibandingkan dengan hari-hari biasa. Pada momen-momen ini, masyarakat cenderung lebih boros dalam pengeluaran, terutama untuk membeli keperluan selama masa berlibur dan juga untuk mempersiapkan acara perayaan. Masyarakat Indonesia juga terkenal dengan tradisi memberikan hadiah atau uang kepada keluarga, teman, dan tetangga pada momen-momen ini, yang juga berdampak pada peningkatan permintaan di berbagai sektor bisnis.
Selain peningkatan pengeluaran, perilaku konsumen pada saat Idul Fitri dan Idul Adha juga ditandai dengan adanya peningkatan kebutuhan akan makanan dan minuman. Pada momen-momen ini, masyarakat Indonesia cenderung mengonsumsi makanan khas seperti ketupat, opor ayam, rendang, dan daging sapi, yang menyebabkan peningkatan permintaan untuk bahan-bahan makanan tersebut. Hal ini tentunya menjadi peluang bagi pelaku bisnis untuk meningkatkan penjualan dan pendapatan. Tidak jarang, sejumlah toko, pasar, dan supermarket menyediakan promo-promo khusus untuk menarik minat konsumen. Begitu pula dengan restoran dan warung makan, mereka juga menawarkan menu khusus yang sesuai dengan selera masyarakat pada momen-momen ini. Namun, di balik keuntungan yang didapat oleh pelaku bisnis, kita juga harus menyadari dampak negatif dari perilaku konsumen yang berlebihan pada saat Idul Fitri dan Idul Adha. Peningkatan permintaan pada bahan makanan tertentu dapat menyebabkan kenaikan harga yang cukup signifikan, bahkan di luar batas wajar.
Hal ini tentunya bisa membuat masyarakat yang kurang mampu kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, oleh karena itu sebagai masyarakat yang bertanggung jawab, kita perlu mengambil sikap bijak dalam melakukan pembelian dan pengeluaran pada momen-momen ini. Kita harus bisa mengatur keuangan dengan baik dan membeli barang-barang yang memang dibutuhkan, bukan hanya karena ikut-ikutan atau trend. Kita juga bisa memilih untuk memberikan hadiah yang sederhana namun bermakna, seperti ucapan selamat atau bingkisan yang dibuat sendiri. Dengan begitu, kita bisa menikmati momen Idul Fitri dan Idul Adha dengan penuh kebahagiaan dan juga bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat di sekitar kita. Perilaku konsumen yang bijak dan dapat membantu menjaga kestabilan harga dan mengurangi ketidakadilan sosial yang terjadi akibat tingginya permintaan pada momen-momen ini.
Selain itu, sebagai pelaku bisnis, kita juga harus mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat dalam menjalankan bisnis. Kita bisa memilih untuk menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan memperhatikan kondisi pekerja di pabrik atau tempat produksi. Kita juga bisa memberikan kesempatan pada pelaku usaha kecil dan menengah untuk berpartisipasi dalam menjalankan bisnis kita, sehingga bisa membantu perekonomian lokal. Dalam hal pelayanan kepada konsumen, kita harus memastikan bahwa kualitas produk dan layanan yang diberikan tetap konsisten dan memenuhi standar yang diharapkan oleh konsumen. Hal ini akan membantu membangun kepercayaan konsumen pada bisnis kita, sehingga bisa meningkatkan loyalitas konsumen dan memperkuat posisi bisnis di pasar.
Kesimpulan dari tulisan ini adalah perilaku konsumen pada saat Idul Fitri dan Idul Adha memiliki dampak yang signifikan pada perekonomian dan bisnis di Indonesia. Oleh karena itu, kita sebagai masyarakat dan pelaku bisnis harus mengambil sikap bijak dalam menghadapi momen-momen ini, dengan mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat, serta memastikan kualitas produk dan layanan yang diberikan tetap konsisten. Dengan begitu, kita bisa menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, serta memperkuat posisi bisnis di pasar.