Retinopati diabetik (RD) adalah komplikasi diabetes yang terjadi ketika pembuluh darah dan jaringan saraf di retina rusak akibat kadar gula darah tinggi. Kondisi ini dapat menyebabkan kebutaan jika tidak terdeteksi dan diobati. Kondisi ini dapat diderita oleh siapapun yang menderita diabetes melitus tipe 1 maupun 2, terutama mereka yang gula darahnya tidak terkontrol dan telah menderita diabetes dalam jangka waktu yang lama. Terdapat retinopati diabetik pada 75 % pasien yang menderita diabetes melitus (DM) lebih dari 20 tahun. WHO memperkirakan sebanyak 4,8% dari 37 juta kasus kebutaan di dunia disebabkan oleh retinopati diabetik.
Pada tahap awal, retinopati diabetik biasanya hanya menyebabkan gejala yang cenderung ringan atau bahkan tidak bergejala sama sekali. Namun, jika tidak segera ditangani dengan tepat, kondisi ini dapat menyebabkan kebutaan permanen. Secara umum, semakin lama seseorang mengidap penyakit diabetes, semakin tinggi kemungkinannya untuk mengalami retinopati diabetik, terutama jika kadar gula darah di dalam tubuh penderita diabetes tidak terkontrol dengan baik melalui pengobatan. Deteksi dan terapi dini pada retinopati diabetik dapat mencegah kehilangan penglihatan dan kebutaan hingga 98 %. Saat ini retinopati diabetik merupakan salah satu penyebab kebutaan terbanyak pada pasien usia produktif.
Gejala Retinopati Diabetik
Gejala retinopati diabetik biasanya menyerang kedua mata dan bisa saja penderita retinopati diabetik tidak menyadarinya. Hal ini karena penyakit ini seringkali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Ketika retinopati diabetik semakin parah maka yang mungkin terjadi gejala-gejala seperti:
Baca Juga : Kebutaan yang Dapat Dihindari atau Avoidable Blindness
- Terjadi Peningkatan jumlah noda/bercak bayangan hitam yang melayang-layang (floaters)
- Penglihatan berbayang
- Melihat area kosong atau gelap di bidang penglihatan
- Memiliki tajam penglihatan malam yang buruk
- Melihat warna tampak buram atau pudar
- Penglihatan menurun secara bertahap
Tahapan Retinopati Diabetik
Ada dua tahap utama penyakit retinopati diabetik yaitu Non proliferative diabetic retinopathy (NPDR) dan proliferative diabetic retinopathy (PDR). NPDR merupakan stadium awal dari retinopati diabetik, dimana kerusakan pembuluh darah mulai terjadi. PDR muncul ketika telah terjadi pertumbuhan pembuluh darah baru di retina.
A. Non proliferative Diabetic Retinopathy (NPDR)
Non proliferative diabetic retinopathy, atau retinopati diabetik nonproliferatif, merupakan tahap awal retinopati diabetik. Pada tahap ini, pembuluh darah retina sudah mulai terjadi kerusakan, tetapi belum terbentuk pembuluh darah baru. Perubahan mikrovaskular pada NPDR, menyebabkan gangguan hanya di dalam retina dan tidak keluar dari internal limiting membrane. Karakteristik NPDR antara lain mikroaneurisma, area perfusi kapiler, infark lapisan saraf mata, IRMA (intraretina mikroaneurisma), perdarahan intraretina berupa dot-blot, edema retina, eksudat, abnormalitas arteriol dan venous beading.
NPDR adalah tahap awal penyakit mata akibat diabetes dan tahap ini banyak terjadi pada penderita diabetes. Pada NPDR terjadi kebocoran pembuluh darah retina dan akan menyebabkan pembengkakan makula (edema makula). Jika terjadi edema makula maka penderita diabetes akan kehilangan penglihatannya. Pada NPDR, pembuluh darah di retina juga bisa menyempit (iskemia makula). Pada kondisi iskemia maka aliran darah tidak dapat mencapai makula. Terdapat juga partikel kecil yang disebut eksudat yang terbentuk di retina dan hal ini juga dapat mempengaruhi tajam penglihatan.
B. Proliferative Diabetic Retinopathy (PDR)
Proliferative diabetic retinopathy, atau retinopati diabetik proliferatif, merupakan tahap paling parah retinopati diabetik. Pada tahap ini terjadi neovaskularisasi, yaitu pertumbuhan pembuluh darah baru pada permukaan retina. PDR menunjukkan progresivitas dari iskemi retina ditandai dengan adanya perkembangan neovaskular. Lokasi neovaskularisasi dapat terjadi pada diskus optik (NVD) atau tempat lain di retina (NVE). PDR merupakan stadium lanjut, jika ini terjadi maka pembuluh darah retina mulai tumbuh pembuluh darah baru yang disebut neovaskularisasi. Pembuluh darah baru yang rapuh ini sering kali mengeluarkan darah ke dalam cairan vitreus. Jika hanya mengeluarkan sedikit darah, akan melihat beberapa floaters berwarna gelap. Jika pendarahannya banyak, hal itu akan menghalangi tajam penglihatan. Pembuluh darah baru ini dapat membentuk jaringan parut. Jaringan parut dapat menyebabkan masalah pada makula atau menyebabkan terlepasnya retina. PDR merupakan komplikasi diabetes yang sangat serius dan dapat menurunkan penglihatan sentral dan perifer.
Diagnosis Retinopati Diabetik
Dokter mata akan melakukan pemeriksaan pada mata dengan melakukan pemeriksaan tajam penglihatan, pemeriksaan tekanan bola mata dan melihat syaraf mata bagian retina dengan memberikan tetes mata untuk melebarkan pupil (pupil dilatasi). Dengan menggunakan lensa khusus dibantu slit lamp biomicroscope atau funduskopi indirek, dokter mata akan melakukan pemeriksaan syaraf mata secara teliti. Selain itu dokter akan melakukan pemeriksaan retina untuk diagnostik lebih lanjut dengan menggunakan Optical Coherence Tomography (OCT) yang berfungsi untuk memindai retina, memberikan gambar detail mengenai ketebalan retina dan mengukur pembengkakan di makula. Kerusakan retina akibat diabetes juga dapat dilakukan pemeriksaan menggunakan OCT angiografi (untuk mengevaluasi pembuluh darah retina), fundus fluorescence angiography (FFA), foto fundus sampai USG mata. Di ruang diagnostik RSMM Jawa Timur telah tersedia alat tersebut untuk menunjang terapi dan tatalaksana pada penderita retinopati diabetik. Tatalaksana Retinopati Diabetik
Tatalaksana pada penderita retinopati diabetik didasarkan pada tingkat keparahan dan stadium retinopati diabetik. Pilihan pengobatan antara lain:
1. Kontrol medis
Mengontrol gula darah, tekanan darah, kolesterol dan asam urat dapat menghentikan proses kehilangan penglihatan. Ikuti dengan cermat diet yang direkomendasikan ahli gizi. Minumlah obat diabetes yang diresepkan dokter. Terkadang, kontrol gula yang baik dapat mengembalikan sebagian penglihatan. Selain itu mengontrol tekanan darah, kolesterol dan asam urat dapat menjaga pembuluh darah mata agar tetap sehat.
2.Obat Injeksi Anti-Vascular Endothelial Growth Factor (Anti-VEGF)
Obat anti-VEGF merupakan salah satu terapi yang digunakan untuk mengobati gangguan pada retina akibat diabetes, obat ini diberikan melalui suntikan pada mata di kamar operasi. Obat anti-VEGF membantu mengurangi pembuluh darah baru sehingga menurunkan pembengkakan makula, memperlambat kehilangan penglihatan dan memperbaiki tajam penglihatan. Dokter akan merekomendasikan berapa banyak suntikan obat anti-VEGF yang perlukan seiring waktu. Obat steroid adalah pilihan lain untuk mengurangi pembengkakan di makula.
3.Laser Fotokoagulasi
Laser fotokoagulasi digunakan untuk membantu menutup pembuluh darah retina yang bocor. Hal ini dapat mengurangi pembengkakan retina, membantu mengecilkan pembuluh darah dan mencegah tumbuhnya pembuluh darah baru yang rentan pecah. Terapi ini dilakukan dengan menembakkan sinar laser secara terfokus pada pembuluh darah yang abnormal. Terkadang diperlukan lebih dari satu kali tindakan laser fotokoagulasi. Laser fotokoagulasi retina saat ini sudah tersedia di klinik Vitreoretina RSMM Jawa Timur.
4.Operasi Vitrektomi
Jika penderita PDR tingkat lanjut yang mengalami kekeruhan akibat perdarahan, dokter mata akan merekomendasikan operasi yang disebut vitrektomi. Dokter mata akan membantu mengeluarkan perdarahan pada vitreus yang berasal dari pembuluh darah yang bocor di bagian retina. Hal ini memungkinkan cahaya sinar kembali terfokus dengan baik pada retina. Jaringan parut atau traksi juga mungkin dihilangkan dari retina melalui operasi tersebut.
Pencegahan Retinopati Diabetik
Mencegah penyakit adalah hal yang sangat penting untuk menjaga kesehatan. Sangat penting mengendalikan kadar gula darah, tekanan darah, asam urat dan kolesterol. Pemeriksaan mata menyeluruh minimal setahun sekali terutama yang sudah didiagnosa menderita kencing manis. Mengelola diabetes dengan pola makan sehat, aktif secara fisik dan minum obat-obatan dari dokter umum atau dokter spesialis penyakit dalam. Penderita diabetes dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan retina ke dokter mata walaupun tidak memiliki keluhan. American Academy of Ophthalmology (AAO) merekomendasikan pasien-pasien untuk DM tipe 1 melakukan pemeriksaan mata 3-5 tahun sejak didiagnosis, sedangkan untuk DM tipe 2 disarankan untuk melakukan pemeriksaan mata pada saat terdiagnosis DM. Kontrol retinopati diabetik stadium awal yang disarankan dalam jangka waktu paling lama 6 bulan-1 tahun, sedangkan pada stadium lebih lanjut memerlukan kontrol yang lebih ketat. Kontrol ini untuk mencegah penglihatan menjadi buram akibat kebocoran pembuluh darah, adanya pembengkakan makula maupun perdarahan pada retina.
Kebutaan Akibat Kencing Manis: Tidak Dapat Sembuh!
Retinopati diabetik adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan secara total, tetapi dapat diobati sesuai stadium keparahannya. Dengan diet ketat dan gaya hidup aktif yang sehat, penderita diabetes dapat mengelola gejala-gejala mereka dan mengembalikan diabetes ke tahap remisi (yang berarti sama sekali tidak ada gejala atau tanda-tanda penyakit).
Lima tips cara mencegah kehilangan penglihatan akibat Retinopati Diabetik:
- Jika anda menderita diabetes segera konsultasikan dengan dokter tentang cara mengendalikan gula darah, tekanan darah, kolesterol dan asam urat.
- Gula darah tinggi dapat merusak pembuluh darah retina dan menyebabkan hilangnya penglihatan. Jika anda memiliki tekanan darah tinggi atau masalah ginjal segera tanyakan kepada dokter tentang cara menangani masalah tersebut. Karena penderita retinopati diabetik seringkali juga menyerang organ lain seperti ginjal dan memerlukan hemodialisa.
- Temui dokter mata anda secara teratur untuk pemeriksaan mata dengan cara melebarkan pupil. Retinopati diabetik dapat ditemukan sebelum anda menyadari adanya masalah penglihatan.
- Jika melihat perubahan penglihatan pada satu atau kedua mata segera hubungi dokter mata terdekat.
- Pengobatan retinopati diabetik harus dilakukan sesegera mungkin karena ini merupakan cara terbaik untuk mencegah kehilangan penglihatan.
Kesimpulan:
Jika anda penderita kencing manis sebaiknya segera melakukan skrining pemeriksaan mata anda di fasilitas kesehatan terdekat seperti puskesmas atau klinik, apabila diperlukan fasilitas kesehatan tersebut akan merujuk ke faskes tingkat lanjut seperti di RS Mata Masyarakat Jawa Timur. Di RSMM Jawa Timur telah tersedia alat diagnostik dan terapi yang lengkap dan komprehensif. Hal ini untuk memberikan tatalaksana terbaik untuk penerita retinopati diabetik, termasuk didalamnya terdapat pelayanan dokter spesialis mata dan dokter spesialis penyakit dalam.
Ingat mencegah penyakit kencing manis dan komplikasinya bisa dilakukan sedini mungkin. Jadi cegahlah kebutaan akibat kencing manis!