Belum genap sepekan setelah menerima keluhan warga terkait potensi pencemaran air akibat kandang kuda di kawasan Wisata Jolotundo, Wakil Bupati Nganjuk, Trihandy, Cahyo Saputro kembali mendapat aduan dari warga.
Kali ini, warga mengeluhkan tersendatnya aliran air bersih ke rumah-rumah mereka karena sumber air dimanfaatkan oleh pihak wisata.
Keluhan tersebut disampaikan warga Dusun Semanding, Desa Bajulan, Kecamatan Loceret, yang merasa kebutuhan air bersih mereka terganggu sejak keberadaan Wisata Jolotundo. Padahal, sebelum tempat wisata tersebut beroperasi, aliran air dari sumber utama di kawasan perbukitan dinilai lancar.
Menanggapi hal ini, Wakil Bupati Trihandy membenarkan telah menerima laporan terkait kekeringan yang dialami warga di sekitar lokasi wisata.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nganjuk, telah meminta pengelola Wisata Jolotundo untuk membuat sumur baru yang nantinya airnya akan dialirkan khusus ke rumah-rumah warga.
“Kami meminta Dinas Lingkungan Hidup untuk mendampingi, bagaimana caranya besok bisa kita survey, bisa kita cek untuk membuat sumur sumber air untuk mensupport untuk masyarakat yang membutuhkan air,” ujar Trihandy dalam keterangannya, pada senin (19/5/2025).
Selain persoalan distribusi air, Pemkab Nganjuk juga akan menindaklanjuti keluhan warga soal potensi pencemaran air minum akibat kandang hewan yang berada di dekat sumber mata air.
“Kami menindak berdasarkan data, walaupun hasil labnya nanti baik, kita tetap ada pendampingan dari teman-teman LH secara berskala,” kata Trihandy.
Untuk itu, Pemkab Nganjuk juga meminta agar kandang hewan tersebut segera dipindah ke lokasi yang lebih aman dan jauh dari sumber air warga.
Sebelumnya, sebanyak 120 kepala keluarga di Dusun Semanding mengaku khawatir terhadap kualitas air minum yang mereka konsumsi. Warga mendesak agar kandang hewan segera direlokasi guna mencegah pencemaran lebih lanjut. (Sinitia Nur Affianti)
Editor : M Fakhrurrozi