NGAWI - Warga Desa Pelang Lor, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, menggelar tradisi tahunan sedekah bumi dengan cara unik: perang nasi. Tradisi turun-temurun ini dilakukan sebagai bentuk syukur atas hasil bumi yang melimpah.
Ratusan warga berkumpul di sebuah tempat yang dikeramatkan di desa tersebut. Masing-masing membawa bungkusan nasi untuk dikumpulkan, kemudian didoakan oleh sesepuh desa. Usai doa bersama, nasi yang terkumpul langsung menjadi rebutan warga untuk dilemparkan satu sama lain.
Meski saling lempar, suasana tetap penuh canda dan tawa. Tidak ada rasa marah, justru tradisi ini menjadi hiburan bagi warga maupun pengunjung dari luar desa yang ikut menyaksikan.
“Rame banget, seru, apalagi bisa bareng-bareng sama warga lain,” ujar Devit, salah satu warga.
Baca Juga : Tradisi Lomba 17 Agustusan di Indonesia: Dari Tawa Rakyat hingga Makna Kebersamaan
Triyono, peserta perang nasi, menambahkan bahwa kegiatan ini selalu ditunggu setiap tahun karena menjadi ajang kebersamaan sekaligus melestarikan tradisi leluhur.
Kepala Desa Pelang Lor, Hariyana, menyebut tradisi ini rutin digelar setiap tahun. Selain untuk dilemparkan, sebagian warga juga membawa pulang nasi tersebut sebagai berkah.
“Ini bentuk rasa syukur warga atas hasil bumi. Tradisi ini sudah diwariskan turun-temurun,” jelas Hariyana.
Baca Juga : Lebaran Ketupat Tradisi Praonan Menarik Wisatawan
Tradisi perang nasi di Desa Pelang Lor bukan hanya menjadi sarana syukur, tapi juga daya tarik budaya yang mengundang perhatian masyarakat luar desa.
Editor : JTV Madiun




















