PROBOLINGGO - Warga Pulau Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, mempunyai tradisi Toron Petolekoran, atau tradisi warga berbondong-bondong datang ke Kota Probolinggo, mulai Kamis (27/3/2025).
Dalam tradisi yang digelar rutin pada hari ke-27 Ramadhan ini, warga Pulau Gili Ketapang toron dengan naik kapal penyeberangan tradisional. Jumlahnya diperkirakan mencapai 2 ribu warga. Warga bakal menyerbu pusat Kota Probolinggo untuk berbelanja kebutuhan lebaran.
Menurut Kepala Desa Gili Ketapang, Monir, tradisi ini sudah ada secara turun-temurun, sesuai jadwal Ramadhan sejak pagi warga sudah memenuhi dermaga di Pulau Gili.
"Tradisi petolekoran dilakukan besok (Kamis, 27 Maret 2025), setidaknya ada 50 kapal yang akan mengangungkut warga datang ke Probolinggo. Kalau banyak warga yang pergi berbelanja, kapal akan balik 2 kali," katanya (26/3/2025).
Monir menambahkan, selama di pusat kota, warga membeli kebutuhan lebaran, mulai membeli aneka kue lebaran, membeli baju lebaran hingga membeli perhiasan.
"Warga akan keliling mencari dan memilih kebutuhan yang diinginkan, istirahat buka puasa, tapi kalau terlalu malam terpaksa menginap," tambahnya.
Nantinya usai melakukan tradisi ini warga kembali ke Pulau Gili Ketapang, dan kembali beraktifitas seperti biasanya.
"Warga akan melaksanakan ibadah puasa di hari-hari terakhir Ramadhan, dan merayakan Lebaran Idul Fitri, selama lebaran warga tidak bebergian keluar dari Pulau Gili sampai lebaran Ketupat, atau lebaran 7 hari," ulasnya.
Sepertinya Tradisi Petelokoran tidak seramai tahun sebelumnya, ini lebih dikarena dampak cuaca ekstrim yang membuat hasil tangkapan nelayan menurun.
"Hasil tangkapan ikan menurun, membuat ekonomi warga pada lebaran tahun ini tidak sebagus tahun lalu. Meski demikian warga tetap bersyukur, salah satunya melakukan tradisi Petolekoran," tutupnya.
Sementara, terkait akan dilaksanakannya tradisi Petolekoran, Humas KSOP Kelas IV Probolinggo, Hendra Yulis Priyanto, Hasil koordinasi dengan Kepala Desa, sekitar 2 sampai 3 ribu warga bakal memenuhi Pelabuhan Probolinggo.
"Untuk itu, kami menghimbau operator kapal memperhatikan keselamatan dengan memberikan life jacket pada penumpang selama pelayaran, serta kapal penyeberangan harus laik laut," ujarnya.
Hendra menambahkan, nahkoda tidak memaksa berlayar di malam hari atau cuaca buruk. KSOP telah memasang sejumlah baner himbauan keselamatan pelayaran disejumlah titik di Pelabuhan.
"Selain itu, kami juga akan melakukan pengawasan baik dari posko gabungan pelabuhan yang berada di dekat pintu pintu masuk Pelabuhan Tanjung Tembaga, serta pemantauan dari mini MMC, smdan tak lupa kami juga melakukan patroli laut," imbuhnya.
Selama arus mudik lebaran, KSOP melakukan pengawasan melalui mini maritme cordinarion center (mini MCC) yang dilengkapi peralatan AIS radio komunokasi 2 arah VHF.
"Melakukan pemantauan CCTV pergerakan kapal dari sejumlah fasilitas pelabuhan. Tentunya kami berharap tidak ada kejadian dalam kegiatan masyarakat ini," ujarnya.
Patroli laut bersama stakeholder terkait akan terus dilakukan agar masyrakat merayakan lebaran dengan nyaman. (*)
Editor : M Fakhrurrozi