Karapan sapi merupakan pacuan sapi khas Madura. Tradisi ini dilakukan dengan menggunakan dua ekor sapi yang menarik kereta kayu dengan sekuat tenaga.
Iringan musik tradisional, sorak penonton, dan debu yang mengepul menciptakan atmosfer yang begitu meriah dari karapan sapi.
Lebih dari sekadar perlombaan, karapan sapi adalah sebuah pertunjukan seni dan budaya yang memukau.
Karapan sapi merupakan cerminan jiwa masyarakat Madura.Tradisi turun-temurun ini telah menjadi ikon pulau Madura yang menyatukan masyarakat dalam semangat kebersamaan dan persaingan secara sehat.
Baca Juga : Jelang Hari Raya Idul Adha, Harga Sapi Kurban di Pamekasan Merangkak Naik
Karapan sapi di Madura sudah ada sejak berabad-abad yang lalu. Biasanya, budaya karapan sapi dilakukan pada saat perayaan tradisional.
Selain itu, karapan sapi juga kerap digelar ketika selesai masa panen. Lomba akan dilangsungkan untuk memeriahkan kegiatan pasca panen.
Karapan sapi biasanya diadakan pada bulan Agustus dan September. Sementara, ada juga kejuaraan yang diadakan pada akhir September atau awal Oktober.
Baca Juga : Pengendara Motor di Bangkalan Bahagia Saat Terjaring Razia, Ini Alasannya!
Kompetisi ini biasanya diadakan di Pamekasan, para kontestan akan bersaing untuk memperebutkan piala bergilir presiden.
Sejatinya, tujuan awal dari karapan sapi adalah untuk memilih sapi-sapi yang kuat untuk membajak sawah.
Karapan sapi berkembang dari masa ke masa hingga menjadi acara tahunan yang diadakan secara rutin, terutama menjelang panen.
Baca Juga : Sempat Ada Penolakan, Normalisasi Sungai Bangkalan Tetap Berjalan
Menurut masyarakat, sapi-sapi yang digunakan dalam olahraga ini dirawat dengan baik dan diberi makan yang cukup. Selain itu, olahraga ini juga dapat memberikan hiburan dan kesenangan bagi masyarakat setempat.
Manfaat dari budaya kerapan sapi ini banyak. Tak hanya sebagai sarana hiburan, budaya karapan sapi juga dapat menjadi ajang promosi pariwisata bagi daerah setempat.
Selain itu, karapan sapi juga dapat menjadi ajang untuk mempererat tali persaudaraan antarsuku dan menjaga kearifan lokal.
Baca Juga : Suami Sah Habisi Istri dan Selingkuhannya, Motif Cemburu Jadi Pemicu
Demi menjaga kelestarian kegiatan ini, Kemendikbud telah memasukkan karapan sapi sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia.
Editor : Khasan Rochmad