Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) mengklarifikasi video viral yang beredar di berbagai platform media sosial mengenai penemuan ladang ganja di kawasan TNBTS. Video tersebut membuat geger warganet dan menimbulkan berbagai spekulasi yang dikaitkan dengan kebijakan TNBTS seperti larangan penerbangan drone, kewajiban menggunakan pemandu untuk pendakian gunung Semeru, dan penutupan kawasan TNBTS.
Dalam keterangan resminya, Kepala Balai Besar TNBTS, Rudijanta Tjahja Nugraha menegaskan ladang ganja tersebut tidak berada di jalur wisata Gunung Bromo maupun jalur pendakian Gunung Semeru.
"Lokasi penemuan ganja tidak berada pada areal-areal wisata di TNBTS, baik itu di pendakian ke Gunung Semeru, maupun di areal wisata Gunung Bromo. Karena rata-rata jarak antara dua lokasi wisata itu ke areal yang ditanami ganja lebih dari 11 kilometer” terang Rudi.
Menurut Rudi kasus penemuan tanaman ganja di kawasan TNBTS merupakan pengembangan dari kasus psikotropika yang ditangani oleh Polres Lumajang pada September 2024. Polres Lumajang telah menetapkan empat tersangka dalam kasus tersebut.
Baca Juga : Hendak Edarkan Ganja 1 Kg, Dua Mahasiswa di Lamongan Ditangkap
Rudi juga membantah keterkaitan antara penemuan ladang ganja dengan pelarangan menerbangkan drone di kawasan TNBTS. Menurutnya, kebijakan larangan drone sudah berlaku sejak 2019. Hal itu tertuang dalam Standar Operasinal Prosedur Pendakian Gunung Semeru yang dimaksudkan untuk menjaga keselamatan pengujung.
Adapun kebijakan penggunaan pemandu dalam pendakian Gunung Semeru merupakan bagian dari program pemberdayaan masyarakat sekitar. Kebijakan itu juga dimaksudkan untuk memberikan pengalaman yang lebih baik kepada para pendaki melalui interpretasi yang diberikan oleh para pemandu.
Terkait penutupan jalur pendakian Gunung Semeru, Rudi menjelaskan, bahwa langkah tersebut merupakan prosedur rutin yang biasa dilakukan pada Januari hingga Maret. Menurut Rudi, penutupan itu tak hanya di TNBTS, tetapi berlaku juga di jalur-jalur pendakian di kawasan konservasi lainnya.
Baca Juga : Dua tersangka pemilik ladang ganja ditangkap
"Hal itu dilakukan karena cuaca yang tidak mendukung, sehingga beresiko bagi keselamatan pengunjung,” ungkapnya.
Menutup keterangannya Rudi mengajak masyarakat untuk turut serta menjaga kelestarian kawasan konservasi serta melaporkan setiap aktivitas mencurigakan kepada pihak berwenang.*
Editor : A. Ramadhan